Proses Dugderan Digelar Malam Hari

Red: Agung Sasongko

Kamis 19 Jun 2014 21:13 WIB

Prosesi Dugderan Semarang Foto: Antara Prosesi Dugderan Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Prosesi dugderan yang menjadi tradisi menyambut datangnya bulan puasa yang dimeriahkan karnaval budaya pada tahun ini digelar malam hari, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Prosesi dugderan digelar pada Jumat, 27 Juni 2014. Perayaannya bakal lebih meriah dibanding tahun-tahun lalu," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Masdiana Safitri di Semarang, Kamis (19/6).

Ia menjelaskan proses dudgeran diawali pembacaan suhuf hasil halaqoh ulama dan penabuhan beduk oleh Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat yang diperankan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Dari sejarahnya, suhuf itu merupakan hasil keputusan ulama-ulama yang sudah berkumpul di Masjid Kauman Semarang melakukan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan atau dimulainya bulan puasa.

"Prosesi pembacaan suhuf, penabuhan beduk disertai dentuman meriam, pembagian kue ganjel rel, dan air hataman Alquran akan dilaksanakan setelah shalat Maghrib. Kalau tahun-tahun lalu siang hari," katanya.

Prosesi dilanjutkan penyerahan suhuf halaqah dari Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat kepada Raden Mas Tumenggung Probohadikusumo yang diperankan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Penyerahan suhuf halaqoh dari Wali Kota Semarang kepada Gubernur Jateng, dilakukan di Masjid Agung Jawa Tengah, dilanjutkan pembacaan, penabuhan beduk, dan seterusnya oleh Gubernur Jateng.

"Namun, bukan berarti pembacaan suhuf halaqah ini sebagai penentu awal puasa. Ini hanya seremoni untuk melestarikan tradisi. Untuk penentuan awal Ramadhan, tetap menunggu keputusan pemerintah," katanya.

Ia menjelaskan karnaval budaya yang mengiringi proses dugderan terbagi dua, yakni karnaval budaya anak-anak TK, SD, MI, SMP, dan MTs yang diikuti sekitar 8.000 peserta dimulai pukul 06.00-11.00 WIB. "Rute karnaval budaya ini dari Lapangan Simpanglima-Jalan Pahlawan-Taman Keluarga Berencana (KB). Masing-masing unit pelaksana teknis dinas (UPTD) pendidikan kecamatan menampilkan atraksi," katanya.

Sementara, karnaval dari Balai Kota menuju Masjid Kauman Semarang dan MAJT Semarang akan dilaksanakan sore hingga malam hari, yakni sekitar pukul 14.30-20.30 WIB pada hari yang sama, Jumat (27/6). "Pesertanya terdiri dari perwakilan organisasi kemasyarakatan, seperti NU, Muhammadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), perwakilan SMA, SMK, dan organisasi kepemudaan," katanya.

Selain dua karnaval itu, Masdiana mengatakan masih ada karnaval mobil warak hias dari pegiat pariwisata, hotel, perbankan, dan perkumpulan pecinta mobil dan motor dari Simpanglima menuju Jalan Soekarno-Hatta. Sementara itu, Sekretaris Takmis Masjid Kauman Semarang Muhaimin menjelaskan sejarahnya prosesi dugderan memang berlangsung malam hari setelah dilakukan rukyatul hilal oleh para ulama.

"Zaman dulu, para ulama menggelar halaqoh di Masjid Kauman Semarang bersama utusan-utusan yang dikirim untuk melihat hilal dari sebuah mercusuar. Jadi, sejarahnya (dugderan) meang malam hari," katanya.

Terpopuler