Musim Kemarau Datang Saat Ramadhan

Rep: c91/ Red: Agung Sasongko

Kamis 19 Jun 2014 19:00 WIB

Cuaca panas Foto: Republika/Wihdan Hidayat Cuaca panas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkirakan, musim kemarau akan terjadi pada bulan suci Ramadhan. Meski begitu, beberapa wilayah masih berpotensi hujan.

Kemungkinan awal musim, terjadi secara tak merata di beberapa daerah. Khusus di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), jarak terjadinya awal musim tak akan terlalu jauh. "Memasuki Ramadhan Jabodetabek mengalami musim kemarau, kecuali Bogor bagian Puncak, yang cuacanya selalu berbeda," ujar Hary Tirto Djatmiko, Kepala Sub Bidang Informasi Metereologi, Kamis (19/6).

Kendati musim kemarau, namun cuaca masih fluktuasi. Hal ini berarti, hujan kemungkinan akan turun, terutama saat sore dan malam. Hujan pun tak merata di berbagai wilayah, hanya terjadi di kota-kota tertentu.

Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Bogor Selatan, Depok Selatan, dan Bekasi Selatan, akan menjadi lokasi paling berpotensi hujan selama Ramadhan. Hal itu karena dipengaruhi oleh sumber pembentukan awannya, suhu permukaan lautnya, dan kelembapan udaranya yang cukup tinggi.

Diprediksi curah hujan akan sedang, besar, bahkan disertai petir dan angin. Hary menuturkan, masyarakat tak perlu mengkhawatirkan hujan yang turun. "Justru yang perlu dikhawatirkan adalah suhu udara dan cuaca yang terik saat kemarau," katanya.

Suhu udara saat Ramadhan nantinya, berkisar 32-34 derajat Celcius, dengan kelembapan berbeda di setiap daerah. Jika kelembapan udara rendah, maka tak akan hujan, sebaliknya bila kelembapan udara tinggi, hujan pun bisa turun.

Diharapkan masyarakat yang tinggal di Jabodetabek, khususnya bagian Selatan, dapat menjaga stamina saat berpuasa. "Cuaca akan mempengaruhi kondisi tubuh seseorang," ungkap Hary. Ia menambahkan, kemungkinan musim kemarau akan berlangsung hingga September.

Terpopuler