Ulama: Buang Makanan itu Dosa dan Langgar Konsep Ramadhan

Red: Agung Sasongko

Kamis 19 Jun 2014 18:15 WIB

Takjil Foto: Republika/Agung Supriyanto Takjil

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Selama Ramadhan tak terhitung berapa banyak jumlah takjil yang disediakan di setiap masjid. Ini yang selanjutnya memunculkan masalah, sampah.

Situasi inilah yang menjadi perhatian para ulama. Mereka meminta agar umat Islam tidak membuang-buang makanan selama bulan suci Ramadhan. 

"Selama Ramadhan ada peningkatan besar soal makanan yang terbuang. Tidak hanya di Inggris, tetapi juga Dunia Islam. Saya harapkan umat Islam bisa lebih perhatian soal ini," kata Abdulragman Bakri, Cendikiawan Muslim, seperti dilansir Arabnews.com, Kamis (19/6),

Menurut Bakri, setiap Muslim diperintahkan Alquran untuk tidak menyia-nyiakan makanan. Umat Islam harus mengingat masih ada saudara mereka yang kelaparan. Ini lebih penting ketimbang membuang makanan ke tempat sampah.

"Membuang makanan adalah dosa, dan melanggar konsep Ramadhan," timpal Mohammed Zaki, ulama. Sebabnya, Zaki menyarankan agar umat Islam lebih berhati-hati dan cermat dalam menyajikan makanan.

Dia mengatakan memasak makanan lebih banyak tidak masalah. Namun, makanan itu tidak dimaksudkan untuk dibuang, melainkan dihabiskan, atau diberikan kepada yang berhak. "Ingat, makanan ini karunia Allah.," kata dia.

Yasser Abu Rayan, imam masjid di Jeddah mengatakan dalam sebuah hadist Rasulullah pernah mengatakan satu makanan itu untuk dua orang. Dua makanan itu untuk empat orang. Jadi, penekanan hadist tersebut adalah sajikan makanan dengan cukup. Hindari nafsu dan keserakahan, karena itu terkait dengan nasib mereka yang tidak mampu.

Terpopuler