Sambut Ramadhan Penuh Berkah (2-habis)

Red: Chairul Akhmad

Kamis 19 Jun 2014 08:31 WIB

Petugas Badan Hisab Rukyat meneropong posisi hilal (bulan) untuk menentukan 1 Ramadhan. Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang/c Petugas Badan Hisab Rukyat meneropong posisi hilal (bulan) untuk menentukan 1 Ramadhan.

Oleh: Nashih Nashrullah

Kegiatan yang sering dilakukan lainnya ialah memberikan kabar gembira dan memotivasi sesama. Ini bisa dilakukan dengan berbagi informasi perihal keutamaan Ramadhan.

Rasulullah juga sering menerapkannya kepada para sahabat. Misalnya saja dalam hadis riwayat Nasai. “Telah datang kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan atas kalian berpuasa. Pintu langit dibuka, dan pintu neraka ditutup.”

Selain itu, aktivitas yang cukup mendukung untuk menyambut Ramadhan ialah mengkaji dan mendalami hal ihwal Ramadhan. Bisa meliputi keutamaan, tata cara, dan persoalan hukum fikih.

Banyak riwa yat yang menggambarkan penjelasan Rasulullah atas ber bagai persoalan terkait puasa. Kini, uraian tentang Ramadhan bisa diperoleh dari berbagai ragam cara. Bisa lewat majelis taklim, bacaan buku, internet, ataupun media.

Syekh Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya Aqbalta Ya Ramadhan menambahkan, dalam rangka menyambut Ramadhan, hal terpenting yang perlu ditempuh, yaitu menyiapkan mental dan spiritual. Terutama meletakkan pemahaman bahwa lewat Ramadhan, Allah akan menguji iman seseorang.

Sejauh manakah kualitas keimanannya. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi.” (QS al-Ankabuut [29]: 2).

Karena itulah, kata Syekh Al-Qarni, posisi niat sangat menentukan. Berpuasa hendaknya didasari dengan niat dan itikad beribadah. Tanpa niat, ia tak berhak atas pahala. Sangat disayangkan, sebagian orang berpuasa tanpa niat yang jelas. Mereka melakukannya atas dasar kebiasaan. Ikut-ikutan puasa, seperti orang tua, kerabat, dan tetangga. “Maka berniatlah karena Allah,” tulisnya.

Syekh Al-Qarni juga menggarisbawahi agar mengisi Ramadhan dengan beribadah. Bukan malah menghabiskan hari-hari Ramadhan dengan tidur sepanjang waktu.

Ada saja kebiasaan negatif selama Ramadhan. Tidur dari bakda shubuh hingga siang, dari siang ada pula yang sampai sore menjelang berbuka. “Kesempatan ini terlalu langka untuk disia-siakan,” tambahnya menegaskan.

Jelang Ramadhan, imbuh Syekh Al-Qarni, tingkatkan intensitas membaca Alquran. Ini akan sangat membantu memaksimalkan Ramadhan dengan membaca Alquran. Keutamaannya berlipat ganda. Pasalnya, di bulan inilah Kitab Suci umat Islam tersebut diturunkan.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan menge nai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS al-Baqarah [2]: 185).

Terpopuler