Oleh: Nashih Nashrullah
Mental dan spiritual penting dipersiapkan.
Tak lama lagi, bulan yang penuh berkah—insya Allah—kembali menyapa segenap Muslim. Jelang Ramadhan, konon Rasulullah SAW kerap melakukan hal-hal spesial sebagai bentuk pemuliaan bulan tersebut. Sekalipun, Nabi adalah sosok yang taat sepanjang masa. Tak terbatas pada Ramadhan belaka.
Penghormatan Ramadhan itu sendiri, dilakukan untuk mewujudkan rasa syukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah. “Katakanlah, ‘De ngan karunia Allah dan rahmat- Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat- Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’.”(QS Yunus [10]: 58).
Kehadiran Ramadhan, dalam siklus tahunan seorang hamba, membantu mempercepat proses penghapusan dosa dan mempertajam spiritualitas mereka. Lantas apa sajakah perkara-perkara yang sering dilakukan oleh Rasulullah menyambut bulan suci itu?
Syekh Faishal bin Ali Al Bu’dani, dalam bukunya yang berjudul Hakadza Kana An Nabiyy fi Ramadhan menjelaskan, beberapa aktivitas yang dijalankan menjelang kedatangan Ramadhan.
Di antara rutinitas yang paling mencolok, antara lain, yang pertama ialah memperbanyak puasa selama Sya’ban. Hal ini, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari Muslim dari Aisyah RA. Rasulullah paling tampak berpuasa sunah di Sya’ban.
Ada banyak prediksi maksud di balik pelaksanaan puasa pada bulan tersebut. Puasa itu dilakukan sebagai persiapan dan pemanasan menghadapi Ramadhan. Opsi lain menyebutkan bahwa Rasulullah melakukannya untuk menemani istrinya yang mengganti puasa Ramadhan di Sya’ban.
Tetapi, menurut Ibnu Ha jar, analisis paling kuat merujuk pada hadis Usamah bin Zaid, yakni puasa Sya’ban termasuk anjuran Rasulullah. Pasalnya, amalan itu sering terlupakan.