Oleh: Dudung Abdul Rohman
Marhaban ya Ramadhan, selamat da tang bulan suci Ramadhan. Itulah sapaan hangat yang diucapkan Rasulullah SAW ketika menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang agung dan penuh berkah.
Memang, Ramadhan bak tamu agung yang harus disambut dengan senang dan gembira oleh segenap umat Islam di dunia.
Seperti dimaklumi, bahwa sebentar lagi kita akan berjumpa dengan bulan suci Ramadhan. Tentunya, suatu anugerah dan kenikmatan yang luar biasa ketika kita dapat berjumpa lagi dengan tamu agung ini.
Kesempatan dan peluang yang berharga sudah menanti di depan mata. Karena kehadiran bulan Ramadhan menjanjikan sejuta pahala dan pengampunan dosa.
Maka, seyogianya kita dapat menyambutnya dengan lapang dada dan tekad yang mulia untuk dapat mengisi dan menghiasi bulan penuh berkah dengan beragam kegiatan ibadah, dakwah, ukhuwah, sedekah, dan amal saleh.
Kehadiran bulan Rama dhan harus disambut dengan hati lapang dan jiwa besar. Karena, bulan ini menjanjikan keistimewaan dan keutamaan. Amalan Ramadhan pahalanya 70 kali lipat dibandingkan dengan amalan pada bulan-bulan lainnya.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW selalu memperkaya dan memperbanyak amalan-amalan sunat pada bulan ini, seperti tarawih, tadarus Alquran, sedekah, iktikaf, dan umrah.
Tetapi, tak sedikit orang yang merasa sempit dan berat menghadapi bulan Ramadhan. Karena yang mereka pikirkan bukan bagaimana memperkaya bulan Ramadhan ini dengan amalan-amalan sunah.
Melainkan, bagaimana bila saatnya menjelang lebaran tidak dapat membeli baju baru, membikin kue, menyenangkan anak-anak, dan segudang keprihatinan lainnya. Sehingga, bulan Ramadhan yang seharusnya dihadapi dengan perasaan gembira, malah dilewati dengan perasaan bimbang dan dihantui berbagai kekhawatiran.