Abdullah bin Salam, Sang Penanti Rasul (2)

Red: Chairul Akhmad

Selasa 17 Jun 2014 18:07 WIB

Husein diikenal sebagai pribadi baik hati, istiqamah dan jujur. Foto: Allposter.co.uk Husein diikenal sebagai pribadi baik hati, istiqamah dan jujur.

REPUBLIKA.CO.ID, Tatkala Rasulullah ke Madinah dan tiba di Quba', seorang juru panggil berseru menyatakan kedatangan beliau.

Saat itu Husen bin Salam sedang berada di atas pohon kurma. Bibinya, Khalidah binti Harits, menunggu di bawah pohon tersebut. Begitu mendengar kedatangan Rasulullah, ia berteriak, "Allahu Akbar, Allahu Akbar!"

Mendengar teriakan itu, bibinya berkata, "Kamu akan kecewa. Seandainya saja kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak bisa berbuat apa-apa."

"Wahai bibi, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa agamanya yang sama," kata Husen.

"Diakah Nabi yang kau ceritakan itu?" tanya bibinya.

"Benar!" jawabnya lalu bergegas menemui Rasulullah yang sedang dikerumuni orang banyak. Setelah berdesak-desakan, akhirnya Husen berhasil menemui beliau.

Sabda beliau pertama kali adalah, "Wahai manusia, sebarluaskan salam. Beri makan orang yang kelaparan. Shalatlah di tengah malam, ketika orang banyak sedang tidur nyenyak. Pasti kamu masuk surga dengan bahagia."

Husen bin Salam memandangi Rasulullah dengan seksama. Ia yakin, wajah beliau tidak menunjukkan raut membohong. Perlahan Husen mendekat seraya mengucapkan dua kalimah syahadat.

Rasulullah bertanya padanya, "Siapa namamu?"

"Husen bin Salam," jawabnya.

"Mestinya Abdullah bin Salam," kata Rasulullah mengganti namanya dengan yang lebih baik.

"Saya setuju," kata Husen. "Demi Allah yang mengutus engkau dengan benar, mulai hari ini saya tidak ingin lagi memakai nama lain, selain Abdullah bin Salam."

Setelah itu Abdullah bin Salam pulang. Ia mengajak seluruh keluarganya—termasuk bibinya, Khalidah, yang saat itu sudah lanjut usia—untuk memeluk Islam. Mereka menerima ajakannnya.

Terpopuler