REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Serupa di Indonesia, warga Saudi mengeluhkan naiknya harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan. Mereka menilai pedagang hanya mengambil momentum Ramadhan untuk menaikan harga secara tidak logis.
"Saya terkejut sekali, bahwa kenaikan harga capai dua kali lipat," kata Hussein Banafa, warga Saudi, seperti dilansir Arabnews.com, Selasa (17/6). Hussein pun meminta Kementerian Perdagangan untuk mengendalikan harga. Harapannya, pedagan tidak menaikan seenaknya harga kebutuhan pokok.
Secara terpisah, para pedagang mengatakan mereka kenaikan harga merupakan hal normal jelang liburan musim panas, Ramadhan dan Idul Fitri. "Kenaikan ini masih normal," kata Muhammad Ali, manajer sebuah toko grosir. Ia mengatakan Ramadhan adalah momentum menguntungkan bagi para pedagang. Ini karena, para pedagang mendapat kesempatan untuk menutup kerugian selama 11 bulan sebelumnya.
Mohammed bin Afif, anggota komite peralatan rumah tangga Kamar Dagang dan Industri Jeddah, menegaskan kenaikan harga capai 40 persen untuk tahun ini. "Sewa toko dan upah telah meningkat karena kekurangan pekerja. Harga satu kontainer di pelabuhan telah meningkat dari $ 1.800 hingga $ 3.300. Ada juga biaya tambahan memiliki barang diuji untuk kualitas pada saat kedatangan, "katanya.