REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengapresiasi keputusan Kementerian Agama untuk tidak lagi menyiarkan secara langsung jalannya sidang isbat (penetapan) awal Ramadhan 1435 H/2014 M, termasuk sidang isbat awal Syawal, seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Bagus kalau pemerintah tidak lagi menyiarkan langsung proses sidang isbat. Muhammadiyah sebelumnya juga sudah mengusulkannya," ujar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Jakarta, Senin (16/6).
Sebelumnya, Kementerian Agama mengumumkan secara resmi untuk tidak lagi menyiarkan jalannya sidang isbat secara langsung, namun cukup hasilnya saja. Dengan adanya keputusan itu, menurut Yunahar, PP Muhammadiyah akan melakukan koordinasi internal untuk memutuskan kehadirannya dalam sidang isbat yang akan diselenggarakan pada Jumat, 27 Juni, itu.
"Sampai detik ini kami memutuskan tidak hadir. Namun, adanya perubahan memungkinkan kami (juga) berubah, tergantung hasil komunikasi antarpimpinan dalam waktu dekat ini," katanya. Menurut dia, sidang isbat yang disiarkan secara langsung dan diketahui masyarakat di Tanah Air seperti tahun sebelumnya dinilai memberi kesan Muhammadiyah diadili dan hanya menjadi penonton saja karena bukan arena diskusi.
"Sidangnya memang harus tertutup seperti dulu. Tapi, hasilnya wajib untuk diumumkan ke publik dan kalau perlu ada siaran langsung. Muhammadiyah pasti menghormati, apapun hasilnya," kata Guru Besar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.