REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kurang dari dua pekan lagi umat Islam akan bertemu Bulan Suci Ramadhan. Hal itu membuka peluang bisnis tersendiri bagi sejumlah orang untuk berjualan buah kurma.
Di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, banyak pedagang kurma yang baru membuka lapaknya saat menjelang bulan puasa. "Saya baru jualan kurma pas mau puasa saja ini," ujar Abuh, yang berdagang di pinggir jalan Tanah Abang, Senin (16/6). Sebelmnya dia bekerja di Thamrin City, (15/6).
Bagi dia, kurma merupakan salah satu kebutuhan umat Islam saat Ramadhan. Buah padang pasir yang menjadi kesukaan Rasulullah SAW ini hampir selalu hadir pada menu buka puasa. Inilah alasan Abuh beralih profesi selama Ramadhan.
Sedangkan pedagang lainnya, Sarwono, memang sudah lama memiliki kios kurma di Pasar Tanah Abang. "Jadi saya setiap hari jualan kurma di sini," katanya.
Mendekati Ramadhan, harga kurma diprediksi terus naik. Kenaikannya berkisar Rp 5.000 sampai Rp 30 ribu, tergantung jenis kurmanya. Meski begitu, para penjual mengaku tak masalah, karena memang dari pusat impornya sudah mahal.
Beberapa pembeli mulai protes atas kenaikan harga itu. Para penjual kurma di Tanah Abang juga mengaku sudah mulai mendengar keluhan konsumen. "Pembeli protes, biasanya tidak segini, kok jadi segini?" tutur Elsa, penjual kurma lainnya.