Abbad bin Bisyr, Ahli Ibadah Pemberani (2-habis)

Red: Chairul Akhmad

Senin 16 Jun 2014 10:37 WIB

Abbad dikenal sebagai sahabat pemberani. Foto: Tripwiremagazine.com Abbad dikenal sebagai sahabat pemberani.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam suasana malam yang tenang dan hening, Abbad shalat malam dan larut dalam manisnya ayat-ayat Alquran yang dibacanya.

Dalam shalat itu ia membaca surah al-Kahfi dengan suara memilukan bagi siapa saja yang mendengarnya.

Ketika Abbad tenggelam dalam mahabbah dengan Rabb-nya, seorang laki-laki datang dengan tergesa-gesa dan melihat seorang hamba Allah sedang beribadah. Lelaki itu yakin bahwa Rasulullah ada di tempat itu dan orang yang sedang shalat itu adalah pengawal yang bertugas jaga.

Orang itu menyiapkan anak panah dan memanah Abbad dengan tepat mengenai tubuhnya. Abbad mencabut anak panah yang bersarang di tubuhnya sambil meneruskan bacaan dan tenggelam dalam shalat.

Orang itu memanah lagi dan mengenai Abbad dengan jitu. Abbad kembali mencabut anak panah lalu meneruskan ibadahnya. Kemudian orang itu memanah lagi. Abbad mencabut lagi anak panah dari tubuhnya seperti dua anak panah terdahulu.

Giliran jaga bagi Ammar bin Yasir pun tiba. Abbad merangkak ke dekat saudaranya yang tidur, lalu membangunkannya seraya berkata, “Bangunlah! Aku terluka parah dan lemas.”

Sementara itu, melihat mereka berdua, si pemanah buru-buru melarikan diri. Ammar menoleh ke arah Abbad dan melihat darah bercucuran dari tiga luka di tubuhnya. “Subhanallah! Mengapa engkau tidak membangunkan aku ketika panah pertama mengenaimu?” tanyanya keheranan.

“Aku sedang membaca Alquran dalam shalat. Aku tidak ingin memutuskan bacaanku sebelum selesai. Demi Allah, kalaulah tidak karena takut akan menyia-nyiakan tugas jaga yang dibebankan Rasulullah, menjaga pos perkemahan kaum Muslimin, biarlah tubuhku putus daripada memutuskan bacaan dalam shalat,” jawab Abbad.

Ketika perang memberantas orang-orang murtad berkecamuk pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah menyiapkan pasukan besar untuk menindas kekacauan yang ditimbulkan oleh Musailamah al-Kadzab. Abbad bin Bisyr termasuk pelopor dalam pasukan tersebut.

Abbad dan pasukannya menyerbu dan memecah pasukan musuh, serta menebar maut dengan pedangnya. Kemunculannya menyebabkan pasukan Musailamah al-Kadzab terdesak mundur dan melarikan diri ke Kebun Maut.

Di sana, dekat pagar tembok Kebun Maut, Abbad gugur sebagai syahid. Tubuhnya penuh dengan luka bekas bacokan pedang, tusukan lembing, dan panah yang menancap.

Para sahabat hampir tak ada yang mengenalinya, kecuali setelah melihat beberapa tanda di bagian tubuhnya yang lain. (dari berbagai sumber)

Terpopuler