REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Memasuki awal pekan pascalibur Lebaran, Senin (12/8), arus kendaraan pada jalanan utama antara Kabupaten Garut-Nagrek (Kabupaten Bandung), Jawa Barat, masih dilanda macet cukup parah. Volume kendaraan dari arah Bandung maupun Garut sama-sama padat.
Kondisi tersebut menyerupai kepadatan arus kendaraan pada Sabtu-Ahad kemarin yang dianggap sebagai puncak arus balik Lebaran. Polisi memberlakukan sistem buka-tutup bagi kendaraan yang hendak ke Garut atau ke arah Bandung.
Dari pantauan Republika, titik-titik kemacetan terjadi mulai dari keluar pintu Tol Purbaleunyi, Rancaekek, Cicalengka, Nagrek, Jalan Cagak, Lebakjero, Cihuni, Kadungora, Leles, Leuweungtiis, Cipanas, Tarogong, dan Kota Garut. Saat berita ini dutulis, kemacetan parah terjadi antara Cihuni-Kadungora baik dari arah Garut atau Bandung.
"Dari Cihuni-Kadungora yang hanya berjarak 3 kilometer, ditempuh hampir dua jam," kata Ruhita, sopir PO Primajasa Jurusan Garut-Lebakbulus (Jakarta).
Sementara itu, arus kendaraan dari arah Bandung ke Garut yang meggunakan jalur alternatif Cijapati, juga terperangkap macet total saat hendak keluar ke Jalan Raya Kadungora. Di sini polisi hanya memberikan sedikit kesempatan bagi kendaraan dari Cijapati untuk memasuki jalur utama Garut-Bandung.
Akibatnya, kemacetan dari jalur alternatif Cijapati itu mengular sekitar 5 km. Banyak pengemudi mobil yang mengaku sudah terjebak macet sekitar 3-4 jam.
"Saya sampai harus beli nasi bungkus dan makan di dalam mobil," kata Dede, warga Kopo, Bandung, yang hendak ke Garut.