Pedagang Tabur Bunga di Klaten Sumringah

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Hafidz Muftisany

Jumat 09 Aug 2013 15:27 WIB

Penjual tabur bunga Foto: Antara Penjual tabur bunga

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Pedagang bunga tabur tersenyum sumringah setiap perayaan lebaran. Banyaknya peziarah membuat dagangan mereka laris manis. Melonjaknya permintaan juga diiringi dengan kenaikan harga.

Bunga tabur yang dijual sejumlah pedagang di sejumlah pasar tradisional di Pasar Kota Boyolali, Pasar Gede Klaten, dan Kota Solo, mengaku dagangannya laris-manis. Selama tiga hari, Rabu, Kamis dan Jumat, diserbu pembeli.

Salah seorang pedagang bunga tabur di Pasar Kota Klaten, Wito Karyono (65), menuturkan pembeli bunga tabur mulai ramai sejak H-1 lebaran, hingga Kamis dan Jumat (9/8).

''Ya, yang beli lebih banyak kalau dibandingkan hari-hari biasa. Alhamdulillah, lumayan hasilnya,'' ujar Ny Wito Karyono yang mengaku menekuni jualan bunga tabur dari warisan orangtua.

Sri Maryati (56), pedagang bunga tabur di Kartosuro, Sukoharjo, mengatakan, dagangan bunga laku keras sama seperti ketika perayaan bulan Ruwah. Yakni, acara adat menyambut datangnya bulan puasa. Warga banyak yang menunaikan ziarah leluhur.

Sri Maryati mengaku mengambil bunga tabur dari daerah Boyalali, tapi kadang dari Bandungan, Salatiga. Sekali mengambil barang tujuh sampai 10 keranjang besar. Setiap keranjang harganya Rp 75 ribu.

Bunga mawar warba merah tersebut, lalu dijual secara ecer. Satu keranjang ukur kecil dengan harga Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, dan Rp 30 ribu. Bunga mawar masih ditambah bunga kenanga untuk menambah aroma wangi. Biasanya, masih ditambah kemenyan madu atau yoshua atau kemenyan Cina untuk menambah aromatik wangi.

Terpopuler