Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpose di Istana usai acara sungkeman, Rabu (31/8). Usai acara ini digelar open house bagi masyarakat umum.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Darno (67), warga larangan, Tangerang, akhirnya bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk kedua kalinya dalam 'open house' di Istana Negara, Kamis, setelah mengayuh sepedanya satu setengah jam dari rumahnya.
Melalui berita TV pada kamis pagi, Darno langsung bergegas meninggalkan rumahnya di Larangan pukul 09.00 WIB, dan tiba di Monas pukul 11.30 WIB. Sementara open house baru dimulai pukul 15.30 WIB.
Di Monas, sepeda yang telah bertahun-tahun itu ditambatkan di pagar dan dikunci, kemudian iapun menumpang bis polisi yang telah disiapkan untuk menjemput warga masuk ke dalam Istana Negara.
"Ini kuncinya mas," katanya menunjukan kunci sepeda yang ia bawa, sambil meneruskan ceritanya.
Setelah mengantri untuk masuk ke kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, lelaki plontos tersebut akhirnya dapat berada di halaman Istana Negara pukul 16.00 WIB. Selanjutnya, menuju tenda, dan menunggu panggilan untuk masuk ke Istana dan bersalaman dengan SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Bagi dia, bertemu Presiden merupakan kebahagian tersendiri. Tahun lalu, dirinya juga mengayuh sepedanya untuk bertemu Presiden Yudhoyono.
"Ini kedua kalinya mas, saya sangat gembira, gembira luar biasa, tua-tua begini bisa ketemu Presiden," kata lelaki yang mengaku memiliki tujuh orang anak namun hanya lima yang tetap hidup.
Tak berapa lama kemudian, Darno pun mengeluarkan kartu tanda masuk ke Istana tahun 2012 warna merah dengan cap. Meski tampak kucel di dompetnya namun kartu itu masih disimpan.
"Ini kenang-kenangan mas," katanya. Sementara kartu yang kebetulan juga warna merah untuk bersilaturahmi dikantonginya.
Ia mengaku tidak ada hal yang ia ungkapan secara pribadi kepada Presiden. "Hanya pengen ketemu langsung," katanya.
Seperti Darno, Azhari (32) juga langsung bergegas menuju Istana Kepresidenan begitu melihat di TV, ada 'open house' bersama Presiden Yudhoyono.
Dari rumahnya di Benhil, Jakarta Pusat, ia membawa istrinya Nuraini (26), Anaknya Yose Rizal Salim (satu tahun) dan Fitra Aria Putra(8). Ini pertama kalinya dirinya mengikuti 'open house' di Istana.
"Saya ingin tahu wajah aslinya, sama di TV atau ga," katanya. Ia juga tidak punya harapan lainnya saat bertemu dengan presiden selain penasaran.
Berharap Nasib Baik
Angel, warga Tanah Abang yang tengah mengandung sembilan bulan juga turut mengantri untuk bertemu Presiden Yudhoyono. Angel datang bersama anak kelimanya Amri (3) dengan menggunakan angkot 03 dari rumahnya sejak jam 13.00 WIB.
Ini merupakan pertama kalinya bagi Angel mengikuti 'open house' di Istana. Bagi wanita yang ditinggal bekerja suaminya di Malaysia tersebut, saat bertemu dengan Presiden, dirinya berharap dapat mengungkapkan sedikit 'uneg-unegnya'.
"Saya ingin tanya, mengapa hanya warga yang ber-KTP Jakarta yang dapat pelayanan kesehatan gratis, kita ini orang miskin juga warganya juga," kata wanita ber KTP Medan.
Ia pun bercerita harus merogoh kocek dan berhutang saat melahirkan anaknya kelima Amri (3) dengan operasi caesar. Ia mengkhawatirkan biaya pelayanan kesehatan untuk anak yang akan dilahirkannya nanti.
J Sumarni (72), veteran perang yang tinggal di Cilincing, Jakarta Utara, mengaku untuk pertama kalinya datang ke acara open house Presiden SBY.
Dengan mengenakan peci kebesaran para veteran, kuning keemasan, dan batik lengan panjang, Sumarni datang ke Istana negara dengan menggunakan sepeda motor bersama keluarganya.
Veteran yang mengaku pernah bertempur di Irian Jaya tersebut bercerita, dirinya berterima kasih karena telah mendapatkan jatah sebidang tanah di Taman Makam Pahlawan Kalibata, apabila dirinya meninggal nanti.
"Ini merupakan penghormatan dan kebanggaan buat saya," katanya.
Namun ia berharap, saat dirinya bertemu dengan Presiden, dapat menceritakan kebutuhan agar tunjangan untuk veteran dapat ditingkatkan. "Kita dapat Rp250 ribu, katanya telah dinaikan di media massa, harapan kita sih naik," katanya.
Tak hanya warga Indonesia, warga Australiapun ada yang turut antre untuk bersilaturahmi dengan Presiden. Geoff Fox (56) warga Australia yang cukup fasih berbahasa Indonesia ini juga turut antri bersama warga lainnya untuk bersalaman dengan Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Fox mengaku Indonesia merupakan negara keduanya setelah Australia. Kisah hidup ayahnya, tentara asal Australia, yang turut bertempur di Balikpapan dalam perang dunia kedua melawan Jepang, menginspirasinya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara kedua.
Fox dalam kesempatan tersebut bercerita, dirinya ingin bertemu SBY salah satunya karena terinspirasi oleh tanggal lahir Presiden, 9 - 9 - 1949. "Karena tanggal sembilan bulan sembilan, seperti asmaul husna (99 nama Allah), aku mau ketemu," katanya.
Dalam kesempatan itu iapun berkeinginan menyampaikan, dirinya kini tengah melakukan penanaman 100 pohon di Morotai, untuk memperingati kedekatan Indonesia dan Australia.
Namun demikian, Yunus (42), menjadi warga yang tak beruntung untuk bersalaman dengan Presiden. Warga Tuna Netra asal Ciledug, bersama ratusan tuna netra lainnya tidak bisa bersalaman, dan hanya bisa menunggu di gedung Sekretaris Kabinet, setelah diarahkan panitia. Hanya beberapa wakil dari tuna netra yang dapat bersalaman.
Ini kedua kalinya Yunus tidak beruntung, setelah tahun lalu dirinya juga tidak bisa salaman dengan orang nomor satu di Indonesia. Ia pun pasrah bila nanti pada 2014 dirinya kembali tidak dapat bersalaman dengan Presiden Yudhoyono.
"Ya udah diatur yang di atas (Tuhan) kali," katanya.
Sementara ribuan warga lainnya dapat bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Kamis, mulai pukul 15.30 WIB hingga 17.00 WIB.