Khatib Id Diminta Jangan Khutbah Politik

Red: A.Syalaby Ichsan

Rabu 07 Aug 2013 19:52 WIB

Sejumlah Umat Islam menggelar Sholat Id di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali (Ilustrasi) Foto: REPUBLIKA Sejumlah Umat Islam menggelar Sholat Id di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau meminta para khatib Shalat Idul Fitri 1434 Hijriah  jangan berkhutbah dengan tema yang bernuansa politik.

"Seorang mubalig itu jangan sampai memperkeruh keadaan. Harus yang bisa mendinginkan dan jangan sampai membuat masalah menjelang kegiatan politik berupa Pilkada Riau," ujar Humas Kanwil Kemenag Riau, Mansur, Rabu (7/8).

Seorang mubalig, menurutnya, jangan sampai terlalu banyak berbicara tentang politik, melainkan menyampaikan ceramah agama yang umum dan menyentuh hati masyarakat dalam perayaan Lebaran.

Dia mencontohkan, kisah-kisah kedua orangtua yang ada dan tiada dalam hari raya Idul Fitri, kemudian cerita mengenai anak yatim dan piatu, para janda-janda yang ditingal mati suami, kaum duafa serta fakir dan miskin bisa menjadi pilihan khutbah.

"Berbagai cerita atau kisah-kisah saat masa Rasulullah masih hidup dan membandingkan dengan zaman sekarang, itu lebih menarik dengan mengambil subjek janda dan anak yatim," katanya. 

Pemerintah Kota Pekanbaru telah menetapkan 237 lokasi shalat Iedul Fitri 1434 Hijriah, berupa masjid dan lapangan terbuka hijau di seluruh kota untuk mendukung kelancaran umat muslim.

Terpopuler