REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Menteri Agama Suryadharma Ali menetapkan awal Syawal jatuh pada 8 Agustus 2013 setelah seluruh peserta Sidang Isbat, yang berlangsung sejak Rabu (7/8) siang, menyepakati keputusan tersebut.
Keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari sejumlah Organisasi Kemasyarakatan (ormas) Islam yang ikut dalam sidang tersebut. Sidang berlangsung di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, mendapat perhatian dari kalangan media massa dan sejumlah pemerhati astronomi.
Sidang Isbat sekali ini memang agak berbeda dengan tahun-tahun lalu. Sebab, Menteri Suryadharma Ali ikut terlibat langsung proses penetapan 1 Syawal 1434 H dengan mendengarkan langsung pendapat kalangan pakar astronomi dari Lapan dan dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Jadi, keputusan hasil sidang isbat ini didasari setelah mendengarkan langsung pemikiran dan pendapat dari para pakar, bukan monopoli Menteri Agama," kata Suryadharma Ali.
Ia menjelaskan, setelah mendengarkan langsung laporan dari Direktur Agama Islam dan Pembinaan Syariah Mochtar Ali, posisi hilal sudah di atas dua derajat lebih. Maka, para peserta menyepakati bahwa 1 Syawal jatuh pada 8 Agustus 2013.
Dijelaskan pula bahwa tidak ada rekayasa keputusan hasil sidang ini monopoli Menteri Agama. Ini merupakan hasil kebersamaan dari semua ormas Islam. Semua dilakukan dengan transparan, terbuka dan tidak ada rekayasa. Jika ada rekayasa, dalam rapat yang dihadiri para ulama itu, tentu betapa hebatnya Menteri Agama," katanya.
Dalam sidang yang dihadiri sejumlah pejabat Kemenag, termasuk Wamenag Nasaruddin Umar dan Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil itu, usai sidang seluruh peserta membaca takbir, sebagai tanda lebaran tiba.