Mudik dengan Perahu Kayu

Red: A.Syalaby Ichsan

Rabu 07 Aug 2013 16:17 WIB

Perahu kayu sewaan yang dijadikan mobile clinic. Foto: Foto-foto: Dok. Mer-C Perahu kayu sewaan yang dijadikan mobile clinic.

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak jalan menuju Roma. Agaknya, idiom ini cocok untuk para pemudik yang mencari cara alternatif untuk sampai ke tempat tujuannya. Dengan ongkos irit, mereka bisa mudik dengan cara yang tak biasa. 

Warga Madura yang hendak mudik ke Jawa, seperti ke wilayah Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan ke Situbondo, misalnya. Banyak diantara mereka yang lebih memilih naik PLM (Perahu Layar Motor) yang bersandar di pelabuhan pantai Desa Pagagan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Alat transportasi alternatif itu, dinilai jauh lebih hemat ketimbang menumpang bus umum. Selain itu, meski harus mengarungi lautan luas, naik perahu PLM dipandang lebih cepat tiba di Pelabuhan Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

"Perahu kayu ini menuju Pelabuhan Kalbut, Situbondo. Tapi yang paling banyak melayani trayek Pamekasan-Kraksaan, Probolinggo. Jarak tempuhya lebih cepat, hanya empat jam," kata Muhamad Hayat, awak salah satu perahu kayu tujuan Probolinggo.

Menurut Hayat, penumpangnya hanya dikutip ongkos Rp 20 ribu untuk dewasa dan Rp 10 ribu/anak-anak. Untuk barang bawaan, semisal sepeda motor dikutip Rp 50 ribu di atas perahu ditambah Rp 15 ribu ongkos angkut naik perahu kecil ke perahu kayu yang buang jangkar 300 meter dari garis pantai.

"Bagi pengendara sepeda motor bisa menghemat ongkos. Hanya dengan Rp65 ribu mereka sudah bisa sampai ke Probolinggo. Bandingkan dengan ongkos paket sepeda motor lewat jasa Pos atau jasa paket swasta yang lebih dari Rp100 ribu," kata Hayat.

Untuk sepeda ontel, ongkosnya cukup Rp 5 ribu. Malahan ada pemudik yang membawa serta becak miliknya. Ongkosnya hanya Rp 15 ribu. Murahnya ongkos perjalanan dengan perahu kayu dibenarkan Hariawan, pria asli Pamekasan yang beristrikan wanita asal Lumajang. Dia pulang kampung membawa istri dan dua anaknya yang masih duduk di SD.

"Kalau dihitung dengan ongkos bus, naik perahu jauh lebih ngirit. Coba hitung, naik bus dari Pamekasan-Probolinggo ongkosnya Rp40 ribu/orang. Kalau bersama anak istri pasti duduk di tiga kursi. Berarti total mengeluarkan ongkso Rp150 ribu belum termasuk air mineral dan makanan ringan," katanya sambil tertawa.

Walaupun dia membawa serta sepeda motornya, ongkos perjalanan itu masih tetap lebih murah, tiga orang hanya Rp50 ribu ditambah Rp65 ribu, total Rp115 ribu. Lebih cepat lagi hanya empat jam sampai Probolinggo. Kalau naik bus, paling tidak lima jam itu jika tidak macet di jalur Porong.

Pada hari biasa, layanan transportasi laut dengan PLM berkapasitas 60 orang itu, berangkat tiga kali seminggu - Minggu, Senin dan Kamis. "Tapi khusus angkutan lebaran, kami berangkat saban hari," ujar Hayat.

Terpopuler