Puluhan Bus di Pulogadung Tak Layak Jalan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Mansyur Faqih

Rabu 07 Aug 2013 16:06 WIB

Terminal Pulogadung, Jakarta Timur Terminal Pulogadung, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 83 bus yang sebelumnya dipersiapkan untuk mengangkut pemudik di Terminal Pulogadung dianggap tidak layak jalan. Jumlah ini merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim Pemeriksa Kendaraan Dinas Perhubungan DKI Jakarta di Terminal Pulogadung.

Pemeriksaan itu dilakukan sejak H-7 hingga H-2 masa lebaran 2013. Hasilnya, secara keseluruhan, dari 270 armada bus yang diperiksa, ada 187 bus dinilai layak jalan. Sementara sisanya, sebanyak 83 bus dianggap tidak layak jalan. 

Namun, Pelaksana Harian Kepala Terminal Pulogadung, Adji Kusambarto menyatakan, kerusakan yang dialami oleh bus-bus tersebut skalanya tidak terlalu besar. Menurutnya, kerusakannya masih bersifat kecil, seperti kaca retak, speedometer rusak, dan lampu kendaraan yang tidak menyala.

"Tapi, kami meminta kepada pemilik bus untuk segera memperbaikinya," kata Adji kepada Republika di kantornya, Rabu (7/8).

Selain masalah teknis yang terdapat di bus, lanjutnya, masalah administrasi kendaraan pun bisa menjadi penyebab bus dinilai tidak layak jalan. Berdasarkan salah satu petugas pos pemeriksaan, kebanyakan bus-bus yang tidak layak jalan itu berasal dari daerah dengan tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Untuk dapat menampung semua calon pemudik, Adji memastikan telah menyediakan 100 bus bantuan pemudik. Namun bus-bus bantuan tersebut belum perlu untuk digunakan.

Sementara soal persiapan arus balik, Terminal Pulogadung akan mengoptimalkan AMARI (Angkutan Malam Hari) yang nantinya akan beroperasi selama 24 jam penuh. Sehingga agar warga yang tiba di terminal pada malam hari bisa langsung melanjutkan perjalanannya ke rumah masing-masing.

Menurut Adji, program AMARI tersebut sudah ada sebelum masa lebaran tiba. Namun, khusus untuk masa lebaran, program tersebut akan dioptimalkan untuk bisa memberi pelayanan maksimal buat para warga Jakarta yang kembali dari kampungnya.

"Nantinya, kami akan meminta operator, seperti Mayasari Bakti, atau yang lainnya untuk menyediakan armada dan memperpanjang jam operasional mereka," tutur Adji

Terpopuler