REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Suasana lalu lintas arus mudik di Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) mencapai puncaknya pada Rabu (7/8) pagi ini, atau H-1 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah.
"Sesuai prediksi, puncak arus mudik dari Pulau Jawa ke Madura terjadi pagi ini. Terhitung sejak Selasa pagi sampai Rabu pagi, sudah 51 ribu kendaraan yang melintas," ujar Kepala Gerbang Tol Suramadu Suharyono, ditemui di pintu gerbang tol.
Jumlah tersebut dipastikan bertambah hingga sore ini. Apalagi, kata dia, nanti sore hingga Kamis pagi atau setelah Shalat Ied, pemudik diprediksi masih akan bertambah. Diperkirakan, sehari akan melintas hingga 70 ribu kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Pantauan di pintu gerbang tol sisi Suramadu, sejak pukul 04.30 WIB ini sudah terdapat ratusan kendaraan mengantre. Puncaknya sekitar pukul 06.00 WIB, yang antrenya hingga lebih dari 1 kilometer dari gerbang tol.
Meski sudah 4 loket yang dibuka, namun membludaknya pemudik membuat petugas "jemput bola", yakni berdiri di samping loket pembayaran. Tidak itu saja, petugas Jasa Marga dan PJR Suramadu tidak berhenti menyampaikan agar pengendara menyiapkan uang Rp 3 ribu, sehingga tidak menunggu mengeluarkan uang.
"Kami juga membuka 1 loket tambahan yang seharusnya dilewati roda empat. Total ada 5 loket khusus untuk kendaraan roda dua. Sedangkan, untuk roda empat tidak ada antrean berarti, sehingga cukup dibuka 1 loket sementara," kata dia.
Secara umum, jumlah kendaraan yang melintasi jembatan terpanjang se-Asia Tenggara tersebut naik 10-11 persen dibandingkan tahun lalu. Hal itu berarti, jumlah kendaraan yang melintas naik hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.
Diketahui, pada musim arus mudik dan balik pada H-7 hingga H+7 tahun lalu, total jumlah kendaraan mencapai 847 ribu yang melintasi Suramadu. Sedangkan, tahun ini diprediksi jumlah arus mudik dan baik mencapai 950 ribu.