Menikmati Sate Bebek Sebelum Menyeberang

Rep: Mg14/ Red: A.Syalaby Ichsan

Rabu 07 Aug 2013 14:04 WIB

Sate bebek Cilegon Foto: Republika/Mg14 Sate bebek Cilegon

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Bagi pemudik yang akan menaiki kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, mungkin kebingungan akan berbuka puasa dengan apa.

Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, bisa mampir dulu ke RM Cindelaras di Jalan Jend. Ahmad Yani sebelum Fly Over. Ada sate bebek yang sangat khas di rumah makan itu. 

Sate bebek Khas Cibeber yang sudah tersohor di penjuru Banten. Di daerah Surabaya, Bebek akan digoreng. Di daerah Brebes, terkenal dengan telur Bebeknya dan di Cibeber, Cilegon inilah bebek diolah menjadi sate. 

RoL menemui sepasang kekasih yang sedang menikmati Sate Bebek yaitu Gian dan Nur. Warga PCI (Pondok Cilegon Indah) ini sangat menyukai Sate Bebek. "Kalau sate ayam kan eneg soalnya ada lemaknya. Tapi kalau sate bebek enggak," ungkap Nur kepada RoL, Selasa (6/8).

Gian juga menuturkan, sate bebek di RM Cindelaras sangat lembut berbeda dengan sate bebek di tempat yang lain. Saat makan sate bebek wajib didampingin dengan sopnya. Menurutnya, sate yang kering harus didampingi dengan yang berkuah. 

Begitu juga dengan Lukman, warga Kapling Cilegon ini datang bersama teman-temannya. Ia datang sengaja untuk bersilaturahim bersama kawannya semasa SMA dengan berbuka puasa bersama di Cindelaras. "Dagingnya lembut terus manis," ungkapnya.

Taufan, salah satu teman Lukman asal Semarang. Ia pernah memakan sate bebek di daerahnya tetapi rasanya berbeda. "Kalau di Semarang, mericanya lebih terasa jadi nyegrak di tenggorokan. Kalau ini rasanya pas dan lebih nendang," ungkapnya. 

Bagi Anda Suganda, sate bebek lebih enak dibandingkan bebek goreng. "Kalau bebek goreng masih ada amisnya tapi kalau sate bebek gak amis. Sate bebek kalau dimakan polos juga enak" tambahnya. 

Sate bebek di RM Cindelaras ini bisa dinikmati dengan bumba kacang, bumbu kecap, dan polos. Tamu bisa memilih bumbu dan tingkat pedasnya. 

RM Cindelaras sudah menjakakan sate bebeknya sejak awal berdirinya di tahun 1992. Awalnya bernama Cinta Laris tetapi ada seorang pemuka agama yang datang ke pemiliknya dan memberi saran mengganti nama "Cindelaras".

"Kata beliau Cindelaras itu artinya wanita cantik" kata Tolib, Pemilik dan Pengelola RM Cindelaras, Selasa (6/8). Tolib menuturkan, satenya berbeda dengan sate lain karena sebelum dipanggang sate dibumbui terlebih dahulu. Sedangkan, sate di tempat lain dipanggang dulu baru dibumbui lalu dipanggang kembali. 

RM Cindelaras menyediakan Sate Bebek, Ayam, dan Kambing beserta sopnya. Sate dan sop Bebek menjadi menu favorit di sini. Harga sate bebek Rp 15.000 sedangkan sop yang biasa Rp 7.000 dan spesial Rp10.000. Sop biasa hanya tulang-tulang saja tetapi sop bebek spesial ditambah dengan daging bebeknya. 

Tolib bercerita setiap hari ada saja pemudik yang menggunakan mobil pribadi mampir. Mereka membeli sate bebek dan sopnya untuk dimakan di atas kapal.  Setiap hari, Tolib bisa menghabiskan 15 ekor bebek untuk membuat sate dan sop. Ia membeli bebeknya dari Labuan, Pandeglang. 

Tetapi, Selasa Malam (6/8) kemarin adalah malam terakhir ia berjualan di bulan Ramadhan tahun ini. Tolib beralasan pegawainya akan mudik dan menikmati lebaran. Ia akan membuka kembali rumah makannya pada Selasa (13/8) nanti.

 

Terpopuler