REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tangerang Selatan, Banten, meminta kepada khotib untuk tidak khotbah denga teman bernuansa politik saat pelaksanaan shalat Idul Fitri.
"Kami harapkan dan ingatkan kepada khotib untuk tidak menyampaikan tema tentang nuansa politik karena dinilai tidak pantas sebab menimbulkan persaingan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, Agus Salim di Tangerang, Rabu (7/8).
Dikatakannya, isi ceramah yang disampaikan khotib dalam khotbah bertujuan untuk memberikan pencerahan dan penyejukan kepada umat. Oleh karena itu, jangan sampai tujuan mulia tersebut nantinya dimanfaatkan untuk kepentingan dan salah salam menyampaikan. Akibatnya, dapat menimbulkan masalah bagi umat. Apalagi, khotbah para khotib dijadikan ajang panggung bagi para politisi.
"Tema yang harus dikedepankan adalah tentang persatuan dan kesatuan umat dalam membangun umat yang lebih baik," ujarnya. Pihaknya tidak ingin adanya perpecahan nantinya akibat dari yang ditimbulkan terkait hal itu. Sebab, tahun ini dapat digolongkan sebagai tahun politik. "Kita tidak ingin ada perpecahan," katanya.
Untuk mengatasinya, Kemenag Tangerang Selatan pun siap memberikan materi khotbah bagi khotib yang memerlukannya. Hal senada diungkapkan Majelis Ulama Indonesia Kota Tangerang Selatan yang menekankan agar masyarakat tetap bersatu dan saling menghargai dengan agama lainnya.
Jangan sampai karena adanya urusan kepentingan menyebabkan perbedaan dan persaingan. "Rasa aman dan hidup tentran serta rukun terjalin baik di Tangsel. Jangan sampai kepentingan apapun dari kelompok dapat merusaknya," tegasnya.