REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Untuk menyiasati mahalnya harga daging selama Lebaran, warga Probolinggo menerapkan sistem patungan untuk membeli sapi dan menyembelihnya.
Seorang warga Desa Sumberduren Krucil, Probolinggo, Manisa mengatakan, sistem ini jelas lebih membantu keluarga miskin mendapatkan daging segar dengan harga murah. Dengan begitu, tidak perlu menunggu penyelenggaran operasi pasar agar bisa berlebaran memakan daging.
"Dan patungan ini tidak memberatkan masyarakat," kata Manisa pada wartawan, Selasa (6/8). Dia menyebutkan, sistem ini bisanya diselenggarakan oleh remaja masjid, perangkat desa, atau kelompok masyarakat.
Mereka dapat memotong dua sampai tiga ekor sapi dengan jumlah peserta berkisar 20 - 30 orang, dengan tiap-tiap orang menyetorkan Rp 500 ribu.
Menurutnya, nominal tersebut tidak menjadi ketentuan soal uang yang harus dikeluarkan. Mereka diijinkan ikut patungan mulai dari Rp 25 ribu hingga 500 ribu. Banyaknya daging juga akan disesuaikan dengan uang yang mereka setorkan.
"Harga daging patungan jauh lebih murah dari pada harga di pasar tradisonal yang mencapai Rp 95 ribu dan Rp 120 ribu untuk kualitas super," ujarnya.
Kepala Desa Sumberduren Krucil Abdul Rahman mengatakan, sistem patungan sangat efektif sebagai solusi mendapatkan daging dengan harga murah jelang Lebaran. Dia mengatakan, cara tersebut sudah menjadi warisan turun-temurun.
"Sekarang ini, kami sudah menyediakan 200 sapi untuk dipotong, itu hasil patungan warga desa," kata Rahman.