Gipang, Kue Lebaran yang Awet Sampai Idul Adha

Rep: Mg14/ Red: A.Syalaby Ichsan

Selasa 06 Aug 2013 21:09 WIB

Kue Gipang Foto: Republika/Mg14 Kue Gipang

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Beras ketan putih yang dibentuk kotak persegi panjang. Lalu dilumuri air gula yang dicampur asam sehingga mendapatkan tekstur yang lengket tetapi renyah. 

Kotakan beras ketan yang dilumuri tadi menjadi mengkilap sehingga menggungah selera yang melihatnya. Renyah ditambah gurih didapatkan dari tumbukan kacang yang berada di atasnya. 

Itu adalah Gipang, kudapan wajib warga Kota Baja di hari Lebaran. Roiyah, seorang ibu warga Ciriu, Cilegon, Banten. Untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1434 H, ia telah membuat gipang sebanyak 4 toples besar. Katanya, Gipang bisa awet sampai nanti Hari Raya Idul Adha. 

Menurut Herry, suami Roiyah, Gipang bisa awet selama itu karena adanya air asam dan gula.  Roiyah membuat gipang bersama tetangganya, Nianah. Nianah inilah yang memberikan modal dan Roiyah membantunya. Tetapi, sebenarnya adat istiadat pembuatan Gipang ini bersama keluarga besar.

"Ada aja yang buatnya sama keluarga besar. Ada 3 sampai 4 orang yang ngebantuin," ungkap Roiyah saat diwawancarai RoL di rumahnya di Ciriu, Cilegon, Senin (5/8). Kalau kemarin Roiyah membantu Nianah membuatkan Gipang.

Jadi, ia yang memasak beras ketan menjadi nasi lalu dijemur. Penjemuran nasi ketan ini yang menurutnya menentukan enak atau tidaknya Gipang nanti. Kebetulan, Ramadhan tahun ini hujan mengguyur Kota Cilegon. Hal ini yang menyebabkan penjemuran nasi ketan tidak maksimal. 

"Ngejemurnya gak bagus, jadi gak mekar. Kemaren hujan terus, jadi panasnya gak terik. Kalau udah begini dapatnya sedikit cuma 4 toples besar" ungkapnya dengan dialek Jawa Babasan. 

Ia bersama Nianah membuat gipang dengan bahan beras ketan sebanyak 3 kg, gula pasir 2 kg, minyak goreng 1,5 liter, asem jawa 1,5 kg, dan kacang tanah yang kulit arinya sudah terlepas sebanyak 2 kg. Biasanya, dengan bahan yang sebanyak itu, Roiyah akan mendapatkan sebanyak 6 toples besar. 

Pembuatan Gipang menghabiskan waktu yang cukup lama dan modal yang cukup besar. Roiyah bersama Nianah menghabiskan waktu 2 minggu untuk membuat gipang. Modal sebanyak Rp 141.000 juga harus mereka keluarkan.

Roiyah menyarankan jika ingin membuat gipang, asem yang digunakan harus masih terbungkus dengan kulitnya atau langsung dipetik dari pohon. Gula yang digunakan juga harus kasar tak boleh halus seperti tepung. 

Setelah penjemuran sekitar 3 sampai 7 hari, beras yang sudah menjadi nasi ketan lalu digoreng seperti menggoreng kerupuk. Setelah ditiriskan, nasi ketan itu disimpan di sebuah baki yang berbentuk kotak. 

"Sebelum nyiram airnya, air asam gulanya itu dites dulu kualitasnya. Caranya, tetesin air asam gua ke air es. Kalau air asam gulanya larut ke air es, air asam gulanya itu gak bagus. Tapi, kalau jadi padet itu bagus" ungkap Roiyah. 

Setelah nasi ketan disiram air gula lalu digiling untuk memadatkan nasi ketan. Selanjutnya, tumbukkan kacangnya disimpan di atasnya lalu dipadatkan kembali. Langkah selanjutnya adalah moemotong-motong kue Gipang sesuai pola yang diinginkan menggunakan pisau. Kini, Gipang siap disimpan di Toples dan menunggu lebaran tiba. 

Terpopuler