Politisasi 'Mudik Gratis' Jelang Pemilu 2014

Red: Didi Purwadi

Selasa 06 Aug 2013 19:00 WIB

Peserta mudik gratis (ilustrasi) Foto: Republika Peserta mudik gratis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengamat politik, Dr Anak Agung Oka Wisnumurti, menilai layanan mudik gratis yang marak difasilitasi para calon anggota legislatif maupun partai politik menjadi "pasar" potensial untuk menarik simpati masyarakat jelang Pemilu 2014.

"Mudik menjadi salah satu pasar politik potensial yang dimanfaatkan para caleg dan partai untuk mengikat masyarakat guna menancapkan kepentingan politiknya," kata Wisnumurti di Denpasar, Bali, Selasa.

Apalagi, ujar dia, fasilitas mudik gratis hanya dilakukan setiap lima tahun sekali, maka nuansa politiknya akan menjadi sangat kental.

"Berbeda halnya kalau layanan mudik gratis itu dilaksanakan secara berlanjut setiap tahun tanpa memandang saat itu ada pemilu atau tidak," ujarnya.

Akademisi dari Fisip Universitas Warmadewa itu tidak memungkiri bahwa layanan mudik gratis tersebut sesungguhnya bagus juga dari sisi kemanusiaan.

"Dengan demikian masyarakat yang ingin pulang ke kampung halamannya dapat lebih aman, nyaman, dan secara ekonomis tidak perlu mengeluarkan uang untuk urusan transportasi mudik," katanya.

Ia menambahkan masyarakat sebaiknya memandang fasilitas layanan mudik dari para caleg lebih kepada sisi kemanusiaan dibandingkan sisi politiknya. Ini supaya mereka nantinya tidak berpengaruh pada pilihan politik ketika pemilu.

"Belum tentu yang memfasilitasi mudik itu kadernya berkualitas dan bisa memperjuangkan nasib para konstituen yang mendukungnya," ujarnya.

Terpopuler