REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah pemudik bersepeda motor maupun roda empat yang melintas di kawasan Nagreg pada Selasa (6/8) mulai mengalami penurunan, kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Deddy Taufik.
"Jumlah pemudik mengalami penurunan pada Selasa (6/8), namun kesiapan di lapangan tetap maksimal," katanya di kawasan Nagreg Kabupaten Bandung, Selasa.
Menurut Deddy, arus mudik pada Selasa hingga Rabu (7/8) diprediksi masih terjadi, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan ketimbang beberapa hari terakhir.
Angkutan bus dan elf dari arah Jakarta dan Bandung ke Garut dan Tasikmalaya masih tetap penuh. Bahkan, bagian atas angkutan elf rata-rata penuh dengan barang bawaan milik penumpang yang akan mudik ke kampung halaman masing-masing.
Puncak arus mudik di jalur selatan Jabar itu, terjadi pada Minggu (4/8) malam. Kepadatan arus mudik hingga tengah malam, sehingga terjadi kemacetan di sejumlah lokasi di kawasan Limbangan hingga Malangbong.
"Secara umum arus mudik di kawasan Nagreg dan jalur selatan cukup lancar, kemacetan bisa diatasi dengan memaksimalkan sistem tutup-buka yang dilakukan oleh aparat kepolisian," katanya.
Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di jalur selatan sudah mulai lengang dari pemudik, terutama pemudik sepeda motor yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
Suasana lalu lintas di kawasan tanjakan Nagreg, Jalan Cagak, dan Cikaledong cukup lancar dan tidak terjadi antrean kendaraan. Hal yang sama terlihat di jurusan Nagreg-Kadungora-Garut.
Kondisi lalu lintas yang mulai mengalami penurunan, dimanfaatkan oleh aparat kepolisian yang bertugas di sepanjang jalur itu, untuk beristirahat sehingga pengerahan personel tidak terlalu banyak.
"Sebagian bisa beristirahat secara bergantian, kami tetap mengantisipasi kenaikan arus lalu lintas mudik pada Selasa sore ini," kata seorang anggota Polantas Polres Bandung yang bertugas di Jalur Nagreg.