Sopir Angkutan Mudik Lebaran di Depok Tidak Jalani Tes Urin

Rep: Mg06/ Red: A.Syalaby Ichsan

Senin 05 Aug 2013 14:40 WIB

  Seorang sopir bus luar kota mengikuti tes urine yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta di Terminal Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (1/8).    (Republika/Agung Supriyanto) Seorang sopir bus luar kota mengikuti tes urine yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta di Terminal Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (1/8). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepolisian Resor (Polres), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menggelar pemeriksaan kesehatan bagi para sopir angkutan umum mudik, Senin (5/8) di Pos Pelayanan Terpadu Operasi Ketupat Jaya di Terminal Kota Depok.

Pemeriksaan kesehatan mencakup cek tekanan darah (tensi), cek fisik, dan cek gula darah. "Berdasarkan keterangan Dinkes, pemeriksaan berupa deteksi dini saja dianggap sudah cukup untuk sementara ini,’’ kata Kepala Dishub Kota Depok, Nasrun Z. A. ketika ditanya alasan tidak dilakukannya tes urine bagi sopir yang hendak mengantarkan para pemudik pada Lebaran 1434 Hijriah ini.

Sementara itu, Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Achmad Kartiko yang memantau pemeriksaan mengatakan, tes urine memerlukan alat tertentu yang harus disiapkan.

Selain itu, biaya yang dibutuhkan pun tidak sedikit. ‘’Lagipula, dari sini (Terminal Depok) perjalanan mudik hanya ke Jawa Barat saja,’’ kata Kartiko.

Dia menjelaskan, akan berkordinasi dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kota Depok perihal tes urine bagi sopir angkutan mudik yang mengantarkan penumpang ke jarak yang lebih jauh, misalnya Jawa Tengah, dalam waktu dekat ini.

Kepala Dinkes Kota Depok Lies Karmawati menuturkan, dalam satu shift pemeriksaan kesehatan ini tersedia tiga orang petugas Dinkes dibantu oleh petugas dari bagian kesehatan Polres Depok. Menurutnya, hasil pemeriksaan menunjukkan sejumlah sopir mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi).

Sopir dengan hipertensi direkomendasikan untuk beristirahat dan diberi obat. Nantinya, setelah pemeriksaan yang kedua, sopir yang bertensi tinggi tidak diberi izin mengendarai angkutan mudik. Hal tesebut demi keamanan dan keselamatan perjalan mudik.

‘’Penderita hipertensi rentan terkena stroke jika stres akibat tingkat kelelahan dan tingkat kemacetan yang tinggi selama mudik. Itu yang kita khawatirkan,’’ kata Lies kepada Republika.

 

 

Terpopuler