REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, puncak arus mudik di jalan raya sepanjang Jabar terjadi pada Sabtu (3/8) malam WIB. Patokannya, kendaraan memenuhi sepanjang jalur Pantura dan selatan hingga menimbulkan titik kemacetan di mana-mana.
Hal itu membuat petugas keamanan harus bekerja ekstra demi melayani pemudik yang ingin pulang ke kampung halamannya. “Prosesi mudik sangat hebat, kemarin malam puncak mudik. Sangat sibuk,” kata Aher usai melepas mudik bareng Indofood di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Ahad (4/8).
Menurut dia, meski kendaraan roda dua masih mendominasi jalanan, namun jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu. Banyaknya program mudik bareng yang dihelat institusi pemerintah maupun perusahaan swasta disinyalir menjadi penyebabnya.
Menurut Aher, mudik bareng dengan menggunakan bus lebih aman daripada harus berjibaku di jalan raya naik sepeda motor.
Meski belum mendapat laporan resmi, Aher yakin tingkat kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal jauh lebih sedikit dibanding arus mudik pada 2012.
Ini lantaran pihaknya sudah mengantisipasi dengan menerjunkan seluruh kekuatan aparat dari kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, hingga mahasiswa di sepanjang jalur utama mudik.
Keberadaan petugas yang hadir di jalan raya, kata dia, memberikan rasa keamanan dan kenyamanan bagi pemudik. Sehingga, pengendara yang biasanya ugal-ugalan juga bisa menahan diri ketika melihat aparat selalu siaga di pinggir jalan.
“Setiap 200 meter, ada pos polisi. Pagar betis aparat ini membuat mudik kali ini lebih sukses,” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Faktor lainnya, imbuh Aher, perbaikan jalan utama sudah diselesaikan 100 persen. Hal itu berbeda dengan kondisi di Jawa Tengah, di mana masih banyak perbaikan jalan raya yang belum selesai dikerjakan.
Alhasil, bagusnya infrastruktur membuat laju pengendara mobil dan sepeda motor tidak terganggu. “Perbaikan jalan yang sudah selesai ini mereduksi potensi kecelakaan.”