REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Otoritas jasa penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, mewaspadai cuaca buruk yang mungkin terjadi di Selat Bali saat arus mudik Lebaran 2013.
"Dari 41 armada kapal yang ada, kami hanya berani mengoperasikan 32 unit. Saat ini ombak cukup besar, sehingga berisiko jika mengoperasikan terlalu banyak kapal," kata Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk Wahyudi Susianto, Sabtu.
Menurutnya, pihaknya mengoperasikan kapal dalam jumlah terbatas, menyesuaikan dengan jumlah dermaga untuk sandar, yang masing-masing hanya enam buah di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk.
"Meskipun dengan banyak kapal, antrean di darat akan bisa dikurangi, tapi akan lebih berbahaya karena antrean pindah ke laut saat kapal hendak sandar," ujarnya.
Ia berharap, cuaca buruk yang sampai membuat penutupan sementara pelabuhan tidak terjadi saat arus mudik, karena akan menimbulkan kemacetan yang panjang. "Jangankan ditutup sehari, ditutup beberapa jam saja pasti antrean kendaraan akan sangat panjang," kata Wahyudi.
Sementara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Jembrana, Wakodim saat dihubungi mengatakan, pada Agustus ini memang puncak dari angin timur.
"Biasanya angin cukup kencang, sehingga juga berpotensi menyebabkan ombak besar. Meskipun tidak hujan, angin kencang bisa terjadi," katanya.
Menurutnya, angin kencang timur ini biasanya terjadi pada malam hingga dinihari, dan cenderung mereda saat pagi hingga sore hari.