REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Seorang bocah perempuan yang kira-kira duduk di bangku sekolah dasar (SD) harus mendapatkan penanganan medis, di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (3/8) pagi. Saat mendapatkan penanganan medis untuk pertama kalinya itu, terlihat pasien tak berdaya.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, tampak warna kulit pasien memucat. Anak itu sama sekali tak berkata-kata. Kedua kakinya pun tidak berada dalam posisi lurus. Kira-kira pada pukul 08.20 WIB, akhirnya Nurwahidah berhasil mendapat pertolongan medis pertama. Tim medis KKP Kelas II Banten menemukan Nurwahidah di deck penumpang. Anak perempuan yang mengenakan kaus berwarna ungu itu pun tergeletak di sebuah ruangan kapal, yang dipenuhi matras penumpang.
''Dia enggak pernah asma,'' kata sang ibu, orangtua dari Nurwahidah kepada petugas medis KKP Banten, di ruang tidur kapal itu. Hal itu, ibu Nurwahidah lontarkan, sebab salah satu petugas medis KKP mempertanyakan apakah bocah itu tengah menderita sesak napas atau asma.
Seorang petugas medis KKP Banten mengatakan, dari pemeriksaan tensi awal, tekanan darah Nur masih tergolong normal. Setelah beberapa kali Nur merespons, tim medis langsung memindahkan Nur dengan tandu besi ke ambulans yang bersiap sedari tadi di bawah gang way Dermaga II dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Sempat sedikit di tengah raut wajahnya yang panik bercampur cemas, Abdul (ayah pasien) mengungkapkan, bahwa ia, Nur, beserta istrinya hendak bermudik Lebaran ke Bumi Ayu, Brebes, Jawa Tengah. Mereka datang dari Prabu Mulih, Sumatra Selatan.
Sebelumnya Koordinator Pos Kesehatan Pelabuhan Penyeberangan Merak dari KKP Kelas II Banten di hari itu, Endin, mengatakan, kondisi Nur sudah tak terlalu baik saat penyeberangan berlangsung. ''Kami mendapatkan informasi seperti itu, kalau ada penumpang yang kesehatannya kritis. Ini tim sudah bersiap,'' katanya.