REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kemacetan selalu terjadi di jalur pantai utara dan selatan selama arus mudik karena tingginya kendaraan yang melintas. Pemerintah pun didorong untuk mengurangi beban dua jalur itu dengan memaksimalkan angkutan massal.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, kemacetan ketika arus mudik merupakan hal yang wajar karena adanya peningkatan jumlah kendaraan yang melintas dibandingkan hari normal. Karena jumlah kendaraan meningkat, kata dia, beban jalan juga bertambah.
Pada saat bersamaan, kondisi jalan tidak maksimal karena memerlukan perbaikan. Hal itu, Danang menyebutkan, membuat lalu lintas semakin terganggu. Dia menambahkan, persoalan ini hanya bisa terselesaikan jika pemerintah memaksimalkan angkutan massal, khususnya kereta.
Dia mengatakan, pengoperasian jalur rel ganda (double track) Jakarta-Semarang bisa berkontribusi mengurangi kemacetan. Pemerintah berencana jalur sepanjang 422 kilometer itu rampung pada Juni 2013 sehingga bisa digunakan untuk mudik Lebaran tahun ini.
Namun hingga Juli 2013, beberapa titik masih bermasalah, khususnya Pekalongan-Semarang. Proyek jalur rel ganda utara ini rencananya akan diteruskan hingga Surabaya sepanjang 727 km.
Tidak hanya memaksimalkan angkutan massal, Danang menambahkan, solusi lainnya adalah menambah kapasitas jalan, yaitu jalan Tol Trans Jawa. "Kalau double track Jakarta-Semarang dan jalan Tol Trans Jawa sudah bisa dilaksanakan, seharusnya beban jalan raya bisa berkurang 50 persen," ujar dia.
Hingga saat ini, pemerintah masih berupaya menyelesaikan pembangunan jalan Tol Trans Jawa sepanjang 615 kilometer tersebut. Namun, target penyelesaian megaproyek itu terus molor.
Awalnya, pemerintah berharap jalan tol yang terdiri dari sembilan ruas itu selesai terbangun pada 2014. Namun belakangan, pemerintah merevisi target. Jalan tol rampung pada 2015.
Jumlah pemudik pada Idul Fitri tahun ini diperkirakan mencapai 18 juta orang. Sebanyak 6 juta menggunakan angkutan jalan. Tingginya pengguna angkutan jalan bukan hanya berdampak pada kemacetan, melainkan juga kecelakaan.
Untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan, Palang Merah Indonesia (PMI) menyiagakan 200 pos di jalur mudik di wilayah Jawa, Sumatra, dan Bali. PMI juga menyiagakan 50 unit ambulans "Mulai H-7 dan H+7, sekitar 1.000 relawan, termasuk dokter dan perawat, akan siaga di pos-pos PP gabungan dan ambulans PMI untuk membantu pemudik," kata Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Markas Pusat PMI dr Arfan.
Selama siaga Lebaran, Pos Pertolongan Pertama PMI bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Jasa Marga, TNI, dan Polri. "PMI menargetkan dapat memberikan pelayanan kepada 10.000 pemudik di wilayah Jawa, Sumatra, dan Bali," kata dr Arfan menambahkan.