REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terminal Kampung Rambutan sudah melakukan sejumlah persiapan untuk menghadapi arus mudik Lebaran 2013. Masyarakat yang ingin melaksanakan mudik tampak sudah mulai memenuhi terminal pada H-6 Lebaran 2013.
Para pemudik tersebut tampak berlalu-lalang sambil membawa tas dan koper menuju bus yang sesuai dengan tujuan kampung halaman mereka. Sebagian ada yang duduk di ruang tunggu sambil menanti bus mereka datang ke terminal.
Sejumlah persiapan telah dilakukan pihak terminal dalam mengakomodasi segala kebutuhan pemudik. Namun menurut Kepala Regu Terminal Kampung Rambutan, Simon Ginting, pihak terminal memutuskan belum akan menambah jumlah unit bus untuk mengangkut para pemudik.
"Sejauh ini masih disesuaikan dengan kebutuhan dan belum perlu menambah jumlah bus," kata Simon, Jumat (2/8).
Sementara itu mengenai jumlah pemudik yang datang ke terminal belum mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut dia, lonjakan jumlah pemudik baru akan terlihat pada H-3 dan H-4 Lebaran.
Selain pada jumlah unit bus, setiap bus yang akan berangkat selalu diuji kelayakan fisik dan mesinnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan di jalan. Sopir bus pun juga akan dites kesehatannya. Simon mengatakan, jika ada sopir yang sakit akan segera diganti.
Selain memfokuskan pada bus penumpang, pihak terminal juga memberikan sejumlah fasilitas pelayanan lainnya. Menghadapi arus mudik, Terminal Kampung Rambutan menyediakan tenda untuk ruang tunggu tambahan serta adanya ruangan untuk menyusui bagi para ibu.
Selain itu, pihak terminal juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jakarta dan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam membantu jika ada pemudik yang sakit.
Aspek keamanan juga menjadi fokus utama pihak terminal dalam menyukseskan mudik lebaran kali ini. Terminal Kampung Rambutan telah bekerja sama dengan jajaran kepolisian Brimob dan Koperasi Angkatan Militer (Koramil) dalam mengantisipasi segala bentuk tidak kriminal yang mungkin terjadi di terminal.
Umumnya kasus pencopetan dan hipnotis marak terjadi di tempat ramai seperti terminal. "Kami juga bekerjasama dengan pramuka dalam mengatur para pemudik," kata Simon.
Simon mengakui kendala yang dihadapi pihak terminal kali ini adalah frekuensi masuknya bus ke terminal yang tidak sesuai dengan jadwal. Hal ini membuat sejumlah penumpang harus menunggu lebih lama.
Kondisi tersebut diperparah sebagian penumpang yang hanya ingin naik di bus tertentu saja. Beberapa bus yang sudah terkenal nyaman dan aman memang menjadi favorit para pemudik sehingga mereka tidak mau naik bus yang lain.
"Jadi seperti ada penumpukan penumpang, padahal mereka hanya mau naik bus tertentu saja," ujar Simon.
Sejauh ini tujuan terbanyak para pemudik adalah daerah Karangpucung di Cilacap, Jawa Tengah. Untuk arus balik nanti, pihak terminal akan menyediakan 'Amari' atau Angkutan Malam Hari demi menghindari jumlah penumpang yang lebih banyak daripada saat arus mudik.