Penukaran Uang Receh Marak Jelang Lebaran

Rep: Mg15/ Red: A.Syalaby Ichsan

Rabu 31 Jul 2013 13:44 WIB

Uang receh Uang receh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Lebaran, penukaran uang receh menjamur di pinggiran jalan di berbagai titik di Jakarta. Para penjaja uang receh ini  mengacung-acungkan duit pecahan kepada para pengguna jalan.

Jasa tukar uang receh dapat ditemui di sepanjang jalan daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Besaran yang disediakan oleh para penukar uang receh sangat beragam. Mulai  Rp 50 ribu dalam pecahan Rp 2 ribu hingga Rp 1 juta dalam pecahan Rp 20 ribu.

Tarif yang di berlakukan pun berbeda-beda untuk setiap pecahan. Untuk nominal Rp 100 ribu dalam pecahan Rp 5 ribu misalnya, tarif yang dikenakan adalah Rp 10 ribu. Semakin tinggi nominalnya, maka tarif yang dikenakan pun akan semakin tinggi. Namun, tradisi tawar menawar tetap di berlakukan dalam bisnis seperti ini. 

“Untuk setiap penukaran uang receh itu berbeda-beda tarifnya. Semakin tinggi nominal penukarannya, maka semakin tinggi pula tarifnya. Tetapi orang-orang boleh nawar kok," ujar Haryono, salah seorang penjaja uang receh saat di temui RoL, Jakarta, Rabu (31/7)

Dalam sehari, Haryono biasa membawa uang receh senilai Rp 5 juta hingga  Rp 7 juta. Pecahan uang receh itu ia dapatkan dari pinjaman untuk modalnya membeli uang receh. Kemudian modal tersebut ia beli ke siapapun yang menjual uang receh. Lalu setelah itu ia menjual uang receh tersebut di pinggir jalan.

Dari hasil tarif penukaran, 3 hingga 5 persen keuntungan di setorkan ke pemodal. Dalam sehari, keuntungan yang bisa didapat oleh Haryono sekitar Rp 50 ribu. 

Tahun ini, pembeli uang receh belum seramai ketimbang tahun lalu. Haryono mengungkapkan, pada Ramadhan 2012, penukaran uang receh di H-10 Lebaran sudah banyak diserbu oleh orang. Kemungkinan puncak dari penukaran uang receh ini akan terjadi di H-5 Lebaran. 

 

Terpopuler