REPUBLIKA.CO.ID,
Saat berbuka, sebaiknya ada jeda antara membatalkan puasa dan makan besar agar perut rileks.
Puasa membuat pola makan berubah, membuat tubuh melakukan detoksifikasi, dan mengambil energi dari cadangan lemak. Puasa pada dasarnya membuat tubuh kita lebih sehat.
Namun, tak sedikit yang mengalami kondisi sebaliknya, yaitu mengalami gangguan pencernaan kala puasa. Untuk itu, penting menjaga pola makan dan menjaga sistem pencernaan agar senantiasa sehat.
Dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam mengatakan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan bagi yang ingin berpuasa agar tak mengalami masalah pencernaan atau bagi yang mempunyai penyakit kronis pada pencernaan.
Hal yang paling penting adalah penuhi gizi seimbang dengan makanan bervariasi dan tidak melewatkan sahur serta menyegerakan berbuka.
“Minum air putih yang banyak serta mengunyah makanan lebih lama, itu bagus untuk pencernaan,” kata dokter yang bertugas di RS Cipto Mangunkusumo ini, Rabu (24/7).
Mengonsumsi minuman yang mengandung probiotik merupakan salah satu cara untuk melancarkan sistem pencernaan dalam tubuh. Probiotik mengandung mikroorganisme hidup yang bekerja meningkatkan kesehatan dengan cara menjaga dan memperbaiki keseimbangan flora dalam usus.
Ketika dicerna, sisa makanan dalam usus tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas makanan yang dikonsumsi, tapi juga oleh keseimbangan mikroflora dalam usus. Konsumsi probiotik dapat membantu menjaga fungsi pencernaan dan memperlancarnya.
Minuman probiotik bisa dikonsumsi untuk berbuka puasa. Karena berisikan mikroorganisme (bakteri-bakteri) yang baik bagi tubuh.
Minuman ini bisa melapisi dinding-dinding usus halus dengan bakteri baik yang berguna untuk mencerna makanan dan membuat kadar bakteri jahat yang sifatnya parasit di usus jumlahnya menjadi normal.
Selama berpuasa, usus dipenuhi dengan bakteri jahat yang berkembang dengan cepatnya dan bisa membuat tubuh mengalami gangguan pencernaan, paling buruk adalah tifus, yang berarti bakteri-bakteri jahat, seperti Escherichia coli, telah sukses membuat usus luka dan berlubang.
Menurut Ari, makanan yang berlebihan porsinya, terutama kala berbuka, sebaiknya dihindari. Namun, jika porsi yang diperbanyak adalah buah dan sayur, tak mengapa. Sebaiknya, berbuka tidak langsung makan besar agar perut tidak kaget.
Paling bagus, menurutnya, adalah berbuka dengan air putih yang sesuai dengan suhu tubuh, kemudian mengonsumsi makanan manis agar energi cepat pulih. “Setelah itu, rileks sebentar, bisa diisi dengan shalat Maghrib, kemudian baru makan besar,” ujar Ari.
Penyelaan menuju makan besar ini bermanfaat agar sistem pencernaan bersiap menerima kerja berat dari makan besar. Cara itu sehat bagi pencernaan karena saat perut kosong di siang hari, terjadi peningkatan asam lambung.
Padahal, tidak ada makanan yang masuk sehingga lambung pun dipenuhi oleh asam-asam pencerna makanan. Jika orang menderita gangguan mag, akan terasa nyeri di ulu hati pada minggu-minggu pertama puasa karena dalam hal ini perut belum terbiasa.
Agar terhindar dari nyeri ulu hati, barang siapa yang berpuasa harus tepat memilih makanan, terutama kala berbuka. Hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat.
Sebagai contoh kol, sawi, nangka, pisang ambon, kedondong, dan minuman bersoda. Agar asam lambung tak meningkat, hindari mengonsumsi makanan yang sulit dicerna sehingga memperlambat pengosongan lambung. Misalnya, makanan berlemak, makanan yang digoreng, cokelat, dan keju.
Makanan-makanan ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung. Jenis makanan tersebut bisa melemahkan klep kerongkongan bawah yang menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan. “Bisa membuat mual dan muntah,” kata Ari.
Jenis makanan yang paling dihindari adalah makanan yang bisa merusak dinding lambung secara langsung apalagi dimakan ketika lambung dalam keadaan kosong.
Antara lain, makanan yang banyak mengandung cuka, merica, pedas, dan bumbu yang kuat. Hindari pula makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, misalnya kopi, sari buah yang rasanya asam, serta susu dengan krim.
Gangguan pencernaan lain yang sering ditemukan pada pasien Ari yang berpuasa adalah diare yang umumnya timbul pada pagi hari. Penyebab diare karena mengonsumsi makanan yang kurang sesuai dengan pola makan yang berubah.
Paling banyak penyebabnya, yakni makan terlalu pedas, asam, atau banyak mengandung cokelat. Makanan lain yang bisa menjadi pemicu terkena diare adalah makanan yang sudah terkontaminasi bakteri E Coli terlalu banyak, basi, kedaluwarsa, berjamur, berbau tengik, dan kondisi tak layak makan lainnya.