H-10 Lebaran, Harga Tiket Mudik Naik Signifikan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dewi Mardiani

Selasa 30 Jul 2013 11:51 WIB

BUS ANGKUTAN LEBARAN - Calon penumpang melintas di depan bus antar kota antar provinsi (AKAP). Foto: ANTARA FOTO BUS ANGKUTAN LEBARAN - Calon penumpang melintas di depan bus antar kota antar provinsi (AKAP).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- H-9 menjelang lebaran harga tiket bus untuk mudik naik signifikan. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor sudah meminta para pengusaha PO untuk menyerahkan daftar tarif angkutan lebaran. Petugas DLLAJ juga akan diturunkan untuk mengecek tarif di terminal.

''Kami sudah menetapkan batas atas dan batas bawah tarif. Kalaupun ada kenaikan, masih di rentang batas itu,'' kata Kepala DLLAJ Kota Bogor, Suharto, Selasa (30/9). Ia juga mengatakan para pengusaha PO biasanya akan melalukan konsensus agar kenaikan tarif tidak berbeda antara satu PO dengan PO lain.

Suharto juga meyakinkan kegiatan mudik tahunan ini akan dipantau dengan baik. Selain pemantauan tarif, akan ada pengecekan kelaiakan kendaraan di pool PO ataupun di DLLAJ. Kelengkapan surat kendaraan juga tidak luput diperiksa.

Operator Agen Nusa Travel di Terminal Baranangsiang, Wiwi Widaningsih, mengtakan kenaikan tarif pasti terjadi, apalagi semakin mendekati lebaran. Ia mengaku tak tahu alasan kenaikan tarif dan menerima daftar tarif dari PO. lebaran sudah ada. Tarif bus menuju Semarang untuk 21 hingga 28 Juli masih normal yakni Rp 127 ribu. Tarif mulai naik pada 29 hingga 31 Juli menjadi Rp 190 ribu.

Tarif menuju Semarang akan naik hampir tiga kali dari harga normal pada 1 hingga 6 Agustus menjadi Rp 360 ribu. Pada 7 hingga 9 Agustus mulai diturunkan menjadi Rp 299 ribu. Tarif akan normal Rp 127 ribu setelah H+2. ''Tarif itu karena bus kelas eksekutif termasuk makan, bus berpendingin udara dan bertoilet,'' kata Wiwi. Ia mengatakan walau harga naik, tapi tiket sudah penuh dipesan sejak awal Ramadhan.

Kalaupun ada tambahan kursi, katanya, biasanya karena kantor PO tak lagi mampu menampung calon penumpang. ''Biasanya kami mendapat jatah empat hingga enam calon penumpang. Kami usahakan mereka bisa berangkat menggunakan armada kami,'' kata Wiwi.