Ikhlasnya Suryono Si Penjaga Lintasan Kereta

Rep: Mg15/ Red: A.Syalaby Ichsan

Selasa 30 Jul 2013 11:21 WIB

Suryono si penjaga lintasan kereta Foto: Republika/Mg15 Suryono si penjaga lintasan kereta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran merupakan hari istimewa untuk keluarga berkumpul dan bercengkerama. Tradisi ini  ditunjukkan dengan antusiasme masyarakat yang tinggi untuk bisa mudik dan berkumpul di kampung halaman.

Namun, tampaknya hal tersebut tidak akan bisa dialami oleh Suryono, seorang penjaga perlintasan kereta api di tengah perlintasan menuju Manggarai dan Tanah Abang. Pria kelahiran Kebumen ini bertugas untuk menutup dan membuka palang rel kereta api.

Selama bulan puasa, karyawan seperti Suryono tidak mendapatkan cuti libur hingga hari Lebaran nanti. Suryono dapat mengambil cuti pada saat pertengahan tahun seperti libur anak sekolah. Hal ini dimanfaatkan Suryono untuk pulang kampung bersama keluarga. 

“Kalau saya bisa pulang kampung itu di pertengahan tahun pada saat anak sekolah libur. Jadi istri dan anak saya bisa ikut pulang ke Kebumen”, ujarnya saat ditemui RoL, di Jakarta, Senin (30/7).

Pekerjaan Suryono bukan sembarang. Banyak nyawa bergantung pada ketepatan tangannya dalam menutup dan membuka perlitasan kereta. Terlebih, selama musim mudik ini. 

Jika ada kereta yang datang, Suryono akan di hubungi melalui telepon dari pos sebelumnya. Pada saat kereta datang dari arah Manggarai atau Tanah Abang, maka akan ada lampu merah yang berkelap-kelip. 

Di saat itu, Saryono akan membunyikan alarm dan menutup palang pintu rel kereta api. Jika kereta api telah melintas, Saryono akan menelpon ke pos selanjutnya untuk mengabari bahwa kereta akan datang. 

Tidak ada perubahan jam pada saat bulan Ramadhan. Kalau kedapatan masuk pagi, Saryono bekerja mulai dari jam 7 hingga jam 2 siang.  Jika  bekerja pada saat malam atau dini hari, Saryono akan berbuka dan sahur di pos perlintasan.

Hal inilah yang tidak bisa ia tinggalkan untuk pulang kampung, karena pada hari Lebaran pun, kereta tetap beroperasi seperti biasa. 

Rutinitas yang terjadi setiap tahun ini membuat Saryono terbiasa. Walaupun sedih, Saryono tetap bekerja demi menafkahi istri dan kedua anaknya. Beruntung, istri Saryono tak pernah menuntut banyak. Asalkan bisa menafkahi, itu sudah cukup membuat istrinya bersyukur.

Dalam setahun, cuti yang bisa didapatkan oleh Suryono adalah 12 hari. Dia biasa mengambil cuti untuk 5 sampai 6 hari dalam seminggu. 

Hanya, Suryono mendapatkan bonus sebagai pegawai PT Kereta Api. Jika bepergian menggunakan kereta, ada harga khusus untuknya dan keluarga. Jika Suryono hanya sendiri menggunakan kereta api, dia hanya di kenakan 25% dari total biaya tiket. Kalau membawa keluarganya, ia membayar separuh harga.

Sudah 12 tahun Saryono menjadi penjaga perlintasan kereta api. Sebelumnya, Saryono telah banyak mencoba berbagai pekerjaan seperti cleaning service, pekerja proyek hingga tekik sipil. 

Karena usianya yang sudah menginjak 37 tahun membuat Saryono tidak ingin mencoba perkerjaan yang lain lagi. Karena ia sadar akan susahnya mencari pekerjaan di Jakarta. 

Saryono mempunyai harapan yang besar di bulan Ramadhan ini. Dia ingin selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT dan kebahagiaan untuk dirinya serta keluarganya. Umur yang panjang pun ingin ia dapatkan demi membahagiakan anak dan istrinya. 

Terpopuler