Banyak Makan Buah Saat Puasa

Rep: rosita budi suryaningsih/ Red: Damanhuri Zuhri

Selasa 30 Jul 2013 01:21 WIB

Menu potongan berbagai buah segar (ilustrasi) Foto: themontercarloonline.com Menu potongan berbagai buah segar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,

Tak semua buah cocok dibuat jus karena bisa merusak kandungan baiknya.

Saat berpuasa, berarti pola makan berubah. Dari semula makan besar tiga kali pada pagi, siang, dan malam, menjadi dua kali makan saat sahur dan berbuka. Tapi, bukan berarti apa yang dimakan menjadi berubah.

Ahli gizi dari Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Fiastuti Witjaksono mengatakan, asupan makan kala berpuasa harus tetap memenuhi gizi seimbang.

Jika dulu disebut dengan empat sehat lima sempurna, yaitu melibatkan sayur, buah, dan susu, makanan-makanan ini juga tetap harus dikonsumsi saat Ramadhan. “Buah ini sering dilupakan dikonsumsi masyarakat Indonesia,” kata Fiastuti, pekan lalu.

Buah banyak mengandung zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah banyak mengandung antioksidan yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh.

Ini penting karena biasanya stamina tubuh menurun ketika berpuasa. Buah menjadi pencegah penurunan stamina dan membuat tubuh tak mudah terkena penyakit.

Buah juga banyak mengandung cairan dan serat. Cairan mutlak diperlukan oleh tubuh karena 80 persen bagian dari tubuh terdiri atas air.

Cairan yang terkandung dalam buah ini bisa menjadi pelengkap kebutuhan cairan dari asupan lain, seperti air putih, misalnya.

Zat mikro lainnya yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus melalui asupan makanan karena tubuh tak bisa membuatnya sendiri adalah vitamin.

Buah, tentu kaya akan vitamin, utamanya vitamin A,C, dan E. Juga, kaya akan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, yaitu asam folat dan zink.

Kala berpuasa, Fiastuti menyarankan, buah sebaiknya selalu ada kala berbuka dan sahur. Tapi, jenis buah yang dimakan berbeda.

Ketika berbuka puasa, kata dia untuk menghindari mengonsumsi buah-buahan yang asam karena akan membuat perut sakit akibat peningkatan asam lambung, padahal 14 jam lalu lambung kosong karena tak makan dan minum selama puasa.

Kala berbuka disarankan untuk menyantap buah-buahan yang manis. Indeks glikemik, yaitu kemampuan makanan untuk meningkatkan kadar gula dalam darah pada buah diperlukan agar bisa dengan cepat memulihkan tenaga, mengembalikan energi setelah 14 jam berpuasa. Nanas, pepaya, pisang, mangga, dan kiwi bisa menjadi pilihannya.

Hal yang perlu diingat adalah perlunya mengonsumsi beragam macam buah, jangan satu jenis saja. Karena, dengan makan buah berbagai variasi, bisa saling melengkapi kekurangan yang ada pada satu jenis buah.

Satu jenis buah banyak mengandung zat mikro yang berbeda-beda dan tidak bisa digantikan dengan suplemen vitamin, misalnya, karena suplemen hanya mengandung satu macam vitamin di dalamnya.

Ketika sahur, ia menyarankan agar banyak mengonsumsi makanan berkarbohidrat, utamanya yang mengandung karbohidrat kompleks. Buah juga ada yang mengandung karbohidrat kompleks.

Buah yang tepat dikonsumsi saat sahur adalah yang banyak mengandung serat karena akan membantu tubuh tidak merasa cepat lapar dan metabolisme tubuh akan terjaga tetap sehat.

Senada dengan yang dijelaskannya, Ahli Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor Prof Hardinsyah mengatakan, saat sahur paling baik makan buah yang banyak seratnya. “Jika sedang musimnya, mangga kueni adalah yang paling tepat,” ujarnya.

Pilih mangga kueni yang telah matang agar tak terlalu asam rasanya. Jika tidak ada buah penuh serat tersebut, avokad juga bisa menjadi pilihan terbaik.

Buah avokad bagus untuk memberikan energi seharian kala puasa. Selain serat yang banyak, avokad juga banyak mengandung lemak tak jenuh yang diperlukan oleh tubuh saat puasa karena bisa digunakan sebagai cadangan energi.

Tapi, Hardinsyah mengingatkan agar avokad jangan dijus karena akan merusak kandungan baiknya. Lebih baik dikerok dari kulitnya menggunakan sendok atau dipotong.

Terpopuler