Pantura Butuh Jalur Alternatif

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan

Senin 29 Jul 2013 15:35 WIB

  Sejumlah pekerja menyelesaikan perbaikan jalan di jalur pantura wilayah Indramayu, Jawa Barat, Ahad (28/7). (Republika/Prayogi) Sejumlah pekerja menyelesaikan perbaikan jalan di jalur pantura wilayah Indramayu, Jawa Barat, Ahad (28/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Besarnya beban yang harus ditanggung oleh ruas jalan pantai utara jawa (Pantura) membuat keberadaan jalan alternatif jalur sepanjang 1.300 km itu menjadi krusial.  

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Keterpaduan Pembangunan Taufik Widjojono mengatakan, jalan tol Trans Jawa dapat menjadi alternatif.  

"Setelah tol selesai, jalan-jalan nasional dapat ditangani dengan baik akibat beban yang terbagi," ujar Taufik dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (29/7).  Sebagai catatan, Pantura adalah salah satu ruas jalan yang menjadi tanggungan Kementerian Pekerjaan Umum sebab termasuk di antara 38 ribu km ruas jalan nasional.

Taufik menceritakan, beberapa tahun silam, perjalanan dari Jakarta menuju Padalarang hanya mengandalkan satu jalan utama.  Namun setelah ruas jalan tol Jakarta-Cikampek-Padalarang tuntas, beban jalan terbagi.  "Masyarakat pun terbantu dengan adanya jalan tol.  Selain kontribusi lewat membayar tol," kata Taufik.

Sepuluh tahun silam, menurut Taufik, pada 2014 ditargetkan jalan tol Trans Jawa selesai dibangun dan dapat dioperasikan.  Akan tetapi, pembangunan jalan tidak hanya terkait dengan sisi konstruksi semata, melainkan juga pembebasan lahan.

 "Masih ada kendala lahan dari Pejagan sampai Semarang.  Tapi, sekarang sudah mulai dikerjakan dan diharapkan selesai 2014."

Terpopuler