REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menegaskan mulai Jumat seluruh jalan nasional sepanjang 38 ribu kilometer lebih siap dilalui pemudik pada angkutan Lebaran 2013.
"Kepada para kontraktor yang sedang melakukan pekerjaan dan pemeliharaan rutin dan berkala, kami instruksikan sejak H-10 dan H+10 harus dihentikan, sehingga jalan secara fungsional bisa dipakai," katanya kepada pers di Jakarta, Jumat.
Menurut Djoko, pekerjaan penanganan jalan seperti pemeliharaan rutin, berkala, peningkatan kapasitas dan daya dukung dalam bentuk rekonstruksi serta pembangunan jalan baru, sepanjang tahun memang ada.
"Setiap tahun dari Maret hingga Desember selalu ada pekerjaan, misalnya di sepanjang Jalan Pantai Utara (Pantura) sepanjang 1.300 kilometer," katanya.
Ia mengatakan anggaran yang diperlukan untuk operasi dan penanganan jalan dan jembatan Pantura sekitar Rp1,2-Rp1,3 triliun per tahun dan hingga saat ini sudah terserap sekitar 30-40 persen.
Djoko mengakui, pekerjaan itu makin menumpuk sepanjang tahunnya karena pada sejumlah titik jalan nasional terjadi kerusakan dini dibanding masa seharusnya.
"Jalan nasional yang direkonstruksi rata-rata untuk 10-15 tahun, tetapi tidak sampai lima tahun, sudah rusak karena beban lebih angkutan barang seperti truk," katanya.
Hal ini, katanya, terjadi di sejumlah titik seperti di Pantura dan Jalan Lintas Timur Sumatera.
Oleh karena itu, katanya, kini pemerintah menyelesaikan persoalan beban lebih ini secara bertahap dan hal ini melibatkan pihak terkait.
"Ke depan memang perlu adanya redistribusi beban Pantura ke jalan tol, kereta api dan angkutan laut," katanya.
Data menunjukan, proporsi truk yang melintas di Jalan Pantura trennya terus meningkat dari lalu lintas harian sebesar 40 ribu kendaraan per hari.
"Pada 2007 proporsinya sekitar 19 persen, 2012 menjadi 46 persen atau ada peningkatan proporsi truk sebesar 2,5 kali lipat dalam lima tahun dan 60 persen dari jumlah itu bebannya berlebih," katanya.
Hal lain yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum, tambah Djoko, adalah berusaha mengganti jalan biasa dengan beton atau aspal berkualitas tinggi.
"Dari anggaran sebesar itu, kini Pantura berbeton secara tersebar sudah sekitar 229 kilometer, sedangkan jalan aspal berkualitas sekitar 106 kilometer," katanya.