REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Umat Islam di India memuji pemerintah yang bergerak untuk mengakomodasi praktik keagamaan minoritas Muslim selama Ramadhan. "Kami adalah minoritas di India, tapi kami diizinkan untuk menikmati Ramadhan," ujar warga muslim India, Aftab Hamid dikutip OnIslam.
Ramadhan di India dimulai pada 10 juli. Banyak Muslim mengubah rutinitas kerja mereka selama Ramadhan karena pemerintah dan swasta memberi izin mereka pulang lebih awal untuk berbuka. "Kami bebas untuk meninggalkan pekerjaan satu jam lebih awal setiap hari selama Ramadhan, sehingga kita bisa bergabung dengan keluarga untuk berbuka puasa," ujar seorang pegawai pemerintah di kita Bhopal, Sakib Ahmed.
Setelah puasa, Muslim pergi ke masjid untuk shalat tarawih. Di India, beberapa masjid mengatur adanya terjemah Alquran bagi jamaah. "Ini memberi saya pilihan untuk mendengar Alquran sepenuhnya selama Ramadhan," ujar Atiqur Rehman, warga Muslim Jabalpur.
Selama bulan suci, takjil dari warga non-muslim membuat hubungan lebih erat dengan para tetangga. "Mayoritas komunitas sering berpartisipasi dalam buka bersama," ujar Hamid, warga Muslim Delhi.
Warga muslim lainnya, Jawed Khan mengatakan, sebagian besar warga India membatalkan puasa dengan kurma. "Sekarang kami punya banyak pilihan kurma. Kami mendapat beberapa yang terbaik dari negara Arab," ujarnya.