REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mudik lebaran telah menjadi budaya tahunan di Indonesia untuk semua kalangan. Tak hanya masyarakat kecil, pejabat pun tak luput dari budaya pulang kampung tersebut. Begitu juga Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) yang mengaku, kangen mudik. "Ya, kangen mudik. Terakhir mudik pada 2007 sebelum jadi gubernur," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/7).
Menurut Aher, setelah menjadi gubernur ia masih sempat mudik. Tapi, itu dilakukan usai Idul Fitri. Biasanya, di hari ketiga lebaran ia baru sempat menengok orang tuanya. Karenanya, ia merasa mudik tersebut tak seindah dulu saat belum menjabat sebagai orang nomor satu di Jabar.
Alasannya, kata dia, karena mudiknya sangat singkat. Lalu, setiap mudik harus pake protokoler dan banyak sekali masyarakat yang datang ke rumahnya. "Kalau dulu kan, bisa santai di rumah sekarang banyak tamu," katanya.
Menurut Aher, yang paling dirindukan saat mudik adalah kumpul bersama semua keluarga besar. Di rumah nenek, biasanya ia disajikan ayam kampung yang dimasak dengan bumbu krecek. "Itu rasanya enak banget, karena kan nenek memelihara sendiri ayamnya," katanya.
Selain mengunjungi sanak saudara, kebiasaan lain yang dilakukan saat mudik yaitu menyempatkan bertemu dengan teman SD, SMP dan SMA. Namun sekarang, biasanya teman-temannya yang minta bertemu. "Ya weekend juga kan mau tapi ga pernah punya weekend," katanya.
Selama Ramadhan, lanjutnya, Aher masih rutin menggelar tarawih keliling (tarling). Ini untuk menunjukkan ke masyarakat kalau tarling yang dilakukannya bukan hanya untuk pilkada saja. "Saya buktikan, sekarang tarling juga. Padahal, pilgub sudah berlalu," kata Aher.
Dengan tarling Aher merasa bisa lebih berberkomunikasi dengan masyarakat sambil membagikan tajil. Biasanya, ia menyiapkan seribu paket takjil yang langsung dibagikan ke masyarakat sekitar. "Insya Allah, 26 kabupaten/kota bisa saya kunjungi untuk tarling ini," katanya.