REPUBLIKA.CO.ID, Kehamilan menunjukkan sejumlah perubahan yang terjadi pada diri wanita. Semua organ tubuhnya terpengaruhi oleh kondisi perkembangan janin di dalam kandungannya.
Karena itu, seorang wanita hamil membutuhkan kekuatan ekstra. Mereka harus memerhatikan kondisi tubuh, baik dari segi makanan, minuman, maupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kesehatannya.
Sedangkan, dalam bulan puasa, kita tidak boleh makan atau minum di siang hari. Ini berlaku untuk semua orang. Namun, apakah wanita hamil dibolehkan berpuasa atau tidak?
Dokter ahli kandungan, dr Ova Emilia, mengatakan, tidak masalah jika wanita hamil berpuasa. Dengan catatan, bisa dilakukan dengan nyaman, seperti tidak merasa pusing atau lemas.
Namun, penting sekali bagi wanita hamil untuk memerhatikan energi yang ada dalam dirinya. Untuk itu, mereka harus memerhatikan asupan makanan.
''Puasa itu kan hanya mengatur waktu makan dan minum. Tidak ada larangan bagi wanita hamil untuk berpuasa. Asalkan asupan kalori wanitanya tetap sama saat berpuasa atau tidak, yakni 2.000 hingga 2.400 kalori,'' kata dr Ova kepada Republika, Selasa (8/9).
Untuk sahur, menurut dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Sardjito Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, wanita hamil dianjurkan makan makanan yang banyak mengandung protein, seperti telur, tempe, atau makanan lain yang terbuat dari kedelai, serta daging.
''Makanan seperti itu kan tidak dibongkar dengan cepat. Jadi, bisa menghasilkan energi yang tahan lama,'' kata dokter yang juga berpraktik di Rumah Bersalin Pura Raharja dan RS Happy Land Medical Centre Yogyakarta itu.
Buah-buahan dan sayur-sayuran juga jangan dilewatkan. ''Buah yang paling bagus itu apel. Tidak hanya untuk wanita hamil. Buah ini dicernanya lama, jadi tahan lama. Baik dikonsumsi saat sahur,'' kata dr Ova.
Sedangkan, untuk menu buka, alumnus Fakultas Kedokteran UGM menyarakankan para ibu hamil agar memperbanyak makanan berkarbohidrat, seperti roti, kentang, dan nasi.
''Tapi, jangan langsung mengonsumsi makanan sekaligus. Harus dilakukan bertahap. Makanan yang manis sangat dianjurkan,'' katanya.
Ia juga mengingatkan, wanita hamil atau yang tidak jangan makan terlalu banyak. ''Porsi besar akan menyebabkan sesak, mual, dan akhirnya akan muntah,'' katanya.
Apalagi jika usia kandungan tujuh bulan ke atas. Kala itu, perut naik, otomatis posisi rahim naik dan lambung terdesak. ''Sehingga, gerakan otot agak terganggu. Dan, ini membuat makanan terlalu lama berada di perut,'' jelas dr Ova.
Puasa juga membuat kadar gula setiap orang turun drastis. Apalagi, wanita hamil yang metabolismenya lebih tinggi. Maka, wanita hamil juga dianjurkan makan makanan yang mengandung potasium atau kalium. ''Tapi, kalau terlalu banyak, juga tidak baik,'' katanya.
Anjuran lainnya adalah mengurangi makanan berlemak karena akan mempersulit pencernaan. ''Dalam keadaan puasa, usus malas bergerak. Kalau banyak makanan berlemak, itu akan ada gangguan pencernaan,'' paparnya.
Jika tak puasa
Selain makanan, kebugaran wanita hamil penting diperhatikan. Misalnya, gerak badan seperti senam atau jalan kaki. ''Kebugaran penting demi kesehatan wanita hamil dan bayi. Ikuti anjuran dokter,'' katanya.
Wanita hamil dikatakannya juga bisa tidak berpuasa. Terlebih jika dokter kandungan melarangnya. Misalnya, karena pertumbuhan bayi tidak baik atau ibu hamil dalam kondisi kurus. ''Untuk yang seperti ini, tidak dianjurkan puasa jika bisa mengganggu kesehatan dia dan bayinya,'' katanya.
Apalagi, untuk ibu hamil yang menderita penyakit maag, dr Ova sangat tidak menganjurkan berpuasa. Hal ini tercantum dalam aturan agama.
Dalam agama, menurut dr Ova, aturan yang ada bukan untuk memberatkan umat Islam. Semua sudah diperhitungkan. ''Jika wanita hamil tidak mampu berpuasa, asal mereka membayar fidyah, tidak apa-apa,'' katanya