REPUBLIKA.CO.ID, Meskipun umat Islam di Swedia harus berpuasa selama 20 jam tetapi tidak membuat mereka menjadi surut, melainkan justru menjalani ibadah di bulan Ramadhan itu dengan lebih bermakna. Pengurus Keluarga Pengajian Al Ikhlas, Setia Pramana, di Stockholm, Senin (22/7), menyebutkan Ramadhan kali ini dirasakan berbeda di kawasan Eropa tersebut.
Apa sebabnya? Puasa kali ini di sana tengah berlangsung musim panas, sehingga siang harinya lebih panjang dari pada waktu malam. Dikatakannya, tantangan umat Islam yang tinggal di negara-negara berdekatan dengan kutub utara seperti Swedia dan Norwegia, kini menjadi lebih berat.
Di Stockholm, ibu kota negara yang menjadi tempat kediaman keluarga raja Swedia, umat Islam berpuasa selama hampir 20 jam antara pukul 02.00-20.00. Di kota kota bagian utara seperti Kiruna, kaum muslim bahkan merasakan puasa selama hampir 23 jam.
Namun, hal ini tak menyurutkan umat Islam di sana, termasuk warga Indonesia di Stockholm. Terlebih, ada saat-saat bersilaturahim di waktu berbuka puasa bersama, seperti di Wisma Duta Indonesia Stockholm atas undangan Dubes RI untuk Swedia dan Latvia DM Juniarta Sastrawan.
Tausyiah disampaikan oleh Ustaz H Jatmiko Danurejo yang membahas mengenai bagaimana meningkatkan kualitas puasa. Salah satunya dengan memperdalam Alquran baik bacaan maupun artinya. Hal seperti ini kerap dilakukan sebagai wadah silaturahim umat Islam Indonesia di Stockholm.