REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Saat Ramadhan tiba, salah satu hal yang dinantikan oleh umat Islam adalah berbuka dengan minuman dingin khas bulan puasa. Misalnya, es blewah, es timun suri, atau campuran keduanya. Keinginan menyantap es segar itu dapat dikatakan tinggi. Sayangnya, kali ini, pasokan kedua buah itu menipis.
Wulan (27 tahun) adalah pedagang buah di Pasar Kramat Jati. Sejak 2002, ia biasa menjual berbagai macam buah. Tiap bulan puasa, ia hanya menjual timun suri dan blewah. Alasannya, dua buah itu banyak dicari pada Ramadhan, terutama timun suri. “Timun suri hanya pada bulan puasa. Bulan biasa mana laku?” ujarnya.
Ibu dua anak ini mengatakan, sejak awal Ramadhan, harga timun suri di Pasar Kramat Jati Rp 8.000 per kg. Biasanya, timun suri dijual dengan harga Rp 2.500-Rp 3.000, paling mahal Rp 5.000. Wulan mengeluhkan harga timun sari di Pasar Induk Kramat Jati, tempat ia biasa mengambil buah, yang sudah mahal. Ini disebabkan oleh sedikitnya pasokan buah.
Kenaikan harga itu sedikit banyak memengaruhi penjualannya. Ia telah mulai berjualan dari sekitar pukul 09.00 WIB. Tapi, sampai nyaris pukul 11.00 WIB, penghasilannya belum tembus Rp 100 ribu. Padahal, buah yang ada di rak dagangannya sudah berusia dua hari dan harus segera diganti. “Kalau sudah lembek begini, siapa yang mau? Ya, paling (buah ini) dibuang,” ujarnya.
Selain itu, keuntungan yang diperoleh pun tak besar. Meski sudah menaikkan harga, ia hanya mendapat keuntungan sebesar Rp 1.000 per kg. Tidak hanya itu, saat ini Wulan juga tak bisa berjualan blewah, salah satu komoditas utamanya tiap puasa. Wulan mengaku, harga blewah di pasar induk Rp 12 ribu per kg.
Sementara, kesanggupan pembeli hanya Rp 10 ribu. “Daripada rugi, mendingan saya tidak jualan,” katanya.
Buah blewah juga tidak tampak di meja-meja pedagang lain, misalnya, meja Jiyatmi (57 tahun). Jiyatmi sudah 15 tahun di Pasar Kramat Jati. Di atas meja dagangannya, ada buah belimbing, mangga, jambu merah, timun suri, dan melon. Namun, tak ada buah blewah.
Ibu yang mengenakan kerudung ini menceritakan, blewah selalu ada peminatnya meski bukan pada bulan puasa. Akan tetapi, pada bulan puasa kali ini, buah blewah susah tumbuh karena terlalu banyak mendapatkan air. Sebabnya, kemarau basah. Hujan sedang sering turun.