Berpuasa ala Pengungsi

Rep: Fenny Melisa/ Red: A.Syalaby Ichsan

Kamis 18 Jul 2013 13:09 WIB

Korban gempa berbuka puasa di tenda pengungsian Desa Kute Gelime, Ketol, Aceh Tengah, Sabtu (13/7). Foto: Antara//Irwansyah Putra Korban gempa berbuka puasa di tenda pengungsian Desa Kute Gelime, Ketol, Aceh Tengah, Sabtu (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Umat Islam di Aceh  melaksanakan puasa di pengungsian. Mereka belum bisa kembali ke rumahnya setelah gempa mengguncang kawasan Aceh Tengah, dua pekan lalu.

Relawan Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Pusat, Suharjoni, mengatakan kondisi pengungsian masih memprihatinkan.

Mereka menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk menjalankan ibadah puasa, seperti menyiapkan sendiri sahur, shalat Tarawih, dan makanan berbuka puasa. "Saya lihat mereka masih puasa kecuali anak-anak," ujar Suharjoni yang berada di Aceh Tengah ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (17/7).

Selain menyiapkan sahur dan makan berbuka secara mandiri, para pengungsi juga mulai membangun sendiri rumah yang hancur dengan memanfaatkan bahan yang ada, seperti papan kayu dan seng. Rumah darurat yang layak huni sangat dibutuhkan pengungsi.

Anggota Tim Relawan PKPU Aceh Didi Apriadi mengatakan, para pengungsi mengaku kurang maksimal menjalankan ibadah puasa tahun ini. Hal tersebut disebabkan kondisi tempat tinggal mereka dan tempat ibadah yang ada.

Koordinator relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bayu Gawtama menambahkan, setelah dua pekan tanggap darurat, para pengungsi terutama anak-anak mulai diserang penyakit. Walaupun memprihatinkan, Bayu mengatakan, para pengungsi tetap menjalankan ibadah puasa meski dengan menu sekadarnya.

"Mereka mengatakan, dulu jika ada bencana, tempat ibadah seperti masjid, meunasah (mushala), mersah, menjadi tempat teraman. Tapi, sekarang hampir semuanya hancur. Mereka mengambil hikmah hancurnya tempat ibadah ketika bencana saat ini karena kurang dekat dengan Allah SWT," ujarnya.

Terpopuler