REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ajeng Ritzki Pitakasari
BREBES -- Menjelang musim mudik, perbaikan jalan untuk jalur pantura, sampai saat ini masih terus dikebut di sejumlah titik. Akibatnya timbul antrean kendaraan, terlihat mulai dari Comal Pemalang, jalur lingkar utara Pemalang, Demangharjo Tegal, Martoloyo Tegal serta ruas jalur Cimohong Brebes, Jawa Tengah.
Kondisi jalan sempit dan ketiadaan jalur alternatif memadai, membuat pengerjaan jalur pantura ini kerap menimbulkan kemacetan cukup panjang.
Seperti yang terjadi di ruas jalur Pejagan, Kecamatan Tanjung, Brebes. Menurut penuturan warga sekitar antrean panjang kendaraan di ruas jalur ini, terjadi hampir setiap hari, sejak adanya perbaikan jalan. Berdasar pemantauan di lapangan antrean pada Kamis (16/7) bahkan mencapai 5 kilometer dimulai di kawasan Losari hingga Cimohong. Antrean terutama didominasi oleh truk-truk pengangkut barang.
Pengerjaan di ruas ini bukan termasuk perawatan berkala apalagi perawatan ringan, melainkan rekonstruksi jalan. Kondisi tanah sekitar yang tinggi kandungan air tanah dan drainase buruk, menurut Direktur Jenderal Bina Marga, Djoko Murjanto, cenderung menggerus jalan dan membuatnya jadi ambles. "Jadi kali ini perbaikan harus ditinggikan," ujarnya di Brebes, Selasa, (16/7).
Perbaikan jalan Pantura, menurut Dirjen, selalu menimbulkan dilema. "Kita inginnya semua bisa mulus, tapi kalau digarap semua sekaligus, bisa dibayangkan kemacetannya, satu titik saja sudah bisa menimbulkan kemacetan demikian panjang, tapi kita harus memperbaiki" ujarnya. "Sehingga penggarapanya mesti bagian per bagian,"imbuhnya.
"Karena itu kami meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan dan gangguan akibat perbaikan jalan," kata Djoko lagi
Dirjen Bina Marga dan jajaran Kementrian PU melakukan perjalanan pemantauan kondisi jalur Pantura dengan rute Jakarta-Semarang lalu ke jalur Selatan, Magelang, Yogyakarta menuju Purwokerto mulai dari Selasa hingga Kamis.
Peninggian tersebut dilakukan sepanjang ruas Pejagan dengan rincian agregat atau tinggi pondasi dasar 20 cm dan konstruksi jalan beton bertulang 40 cm. Rekonstruksi tersebut dilakukan sepanjang 3,9 kilometer dan menelan dana sekurangnya Rp 16 miliar. Konstruksi beton dipilih karena aspal cenderung tak mampu melawan genangan air akibat drainase buruk di kawasan Pantura
Akibat proyek perbaikan jalan ini, arus lalu lintas dari Timur menuju Cirebon dan Jakarta seringkali mengalami kemacetan terutama pada pagi hari dan sore hari. Untuk memperlancar arus, petugas memberlakukan sistem buka tutup.