Di Riau, Hati-Hati Banyak Ustaz Palsu

Red: M Irwan Ariefyanto

Rabu 17 Jul 2013 04:24 WIB

Ustaz Palsu (ilustrasi) Foto: zigzag Ustaz Palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat muslim berhati-hati terhadap ustaz palsu yang berkeliaran pada bulan Ramadhan di Kota Pekanbaru. Para ustaz palsu ini mengincar uang jamaah masjid.

Menurut MUI Riau, banyak oknum yang menyamar sebagai ustaz dengan motif mencari uang. "Mengaku-ngaku ustaz padahal bukan, dan untuk motif mencari uang, itu bisa disebut ustaz palsu," kata Ketua MUI Riau H Mahdini kepada pers di Pekanbaru, Selasa (16/7).

Selama ini, Kota Pekanbaru memiliki tradisi penceramah atau ustaz keliling ke tiap masjid untuk memberi siraman rohani. Hal itu muncul untuk mengantisipasi kesulitan mencari penceramah selama Ramadhan.

Mahdini mengatakan, setiap ustaz yang memberi ceramah Ramadhan harus terdaftar di organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Majelis Dakwah Indonesia (MDI). "Jangan sampai Ramadhan ini disalahgunakan orang tertentu untuk melakukan penipuan," katanya.

Seorang pengurus MDI Kota Pekanbaru, H Usman Jalil, mengatakan pihaknya menerima beberapa laporan selama Ramadhan ini terkait ustaz palsu. Modusnya, pelaku mencari data ustaz melalui buku daftar penceramah di masjid tertentu.

Kemudian, pelaku mencatut nama ustaz yang digantikannya atau mengaku menjadi ustaz pengganti kepada pengurus masjid. "Mereka menelepon ustaz yang sebenarnya, mengaku dari pengurus masjid dan meminta ustaz tidak perlu datang dengan berbagai alasan. Baru, pada malam harinya, dia mendatangi masjid dan mencatut nama ustaz itu untuk berceramah," katanya.

Usman Jalil menduga, motif para ustaz palsu itu adalah untuk mengejar uang penceramah yang disiapkan pengurus masjid dari sumbangan jamaah. Setiap masjid di Pekanbaru selama Ramadhan umumnya menyediakan dana berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu untuk ustaz di sela ibadah shalat Tarawih. "Mungkin motifnya juga ekonomi, kami masih mendalaminya," kata Usman sambil mengatakan MDI belum melaporkan kasus itu ke kepolisian.

Karena itu, ia mengimbau agar umat bersikap hati-hati apabila ada ustaz yang mengaku sebagai penceramah pengganti. Khusus untuk MDI Pekanbaru, lanjutnya, setiap ustaz pengganti wajib dibekali dengan surat pengantar dari pengurus. "MDI mempersiapkan lebih dari 700 ustaz untuk siraman rohani di Pekanbaru," ujarnya.

Terpopuler