Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Din Syamsuddin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan merupakan wahana untuk senantiasa memupuk spiritualitas umat Islam. Salah satu aspek spiritualitas yang penting itu adalah Spiritualitas Ihsan. Namun yang diharapkan bagaimana agar spiritualitas itu tidak hanya dalam kata-kata tetapi berwujud dalam amal nyata.
“Inilah yang disebut dengan spiritualitas berkemajuan dalam Perspektif Praksis,” Kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam acara Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah Kantor Jakarta di Kampus Uhamka.
Istilah praksis dipandang Din sebagai amal, produk dari kemampuan memadukan antara ide dan aksi. Amal tersebut memiliki nilai bilamana dilandasi keikhlasan. Din mengingatkan, hablumminannas sesungguhnya adalah kebersamaan sejati yang harus ditunjukkan dengan kerjasama dalam membangkitkan dan memajukan umat Islam.
Hablumminannas, lanjut Din, harus menjadi proses timbal balik dengan hablumminallah sehingga terjadi transformasi diri. menurut Din, Manakala hablumminannas tidak mewujudkan kerjasama sejati, tidak memajukan umat dan hanya untuk kepentingan diri sendiri, berarti hablumminallah tidak mengalami proses timbal balik yang melambungkan diri ke atas (Allah Swt). “Ini esensi yang sering dilupakan,” Katanya.
Jika itu yang terjadi, Din meyakini bahwa kondisi keterpurukan dan kemiskinan umat akan tetap terjadi. Kualitas manusia, pusat-pusat keunggulan, dan media massa dikuasai orang lain. “Kita baru menjadi pelengkap, penyerta,” ujar Din.
Dalam konteks hablumminallah, Din menyatakan, warga Muhammadiyah disebut-sebut menjalankan ibadah secara minimalis karena dinilai sedikit dalam wirid dan doa, serta hanya berjamaah dalam shalat lima waktu dan tarawih.
Menurut Din penilaian itu kurang pas karena sebenarnya, Muhammadiyah dalam beribadah bukanlah minimalis melainkan proporsional. Wirid dan doa buat warga Muhammadiyah sangat dianjurkan diperbanyak namun secara individual dan semangatnya berdampak kolektif, sosial. Jadi, bukan sebaliknya berjamaah tapi berdampak hanya individual. “Warga Muhammadiyah tak usah risau, kita bukan minimalis tapi proporsional,” ucap Din.