Ahli Gizi: Jangan Terlalu Banyak Minum Saat Berbuka

Red: Didi Purwadi

Selasa 16 Jul 2013 21:08 WIB

Umat muslim berbuka puasa bersama. Foto: Republika/Agung Supriyanto Umat muslim berbuka puasa bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Inge Permadhi, Ms. SpGK, tidak menganjurkan untuk terlalu banyak konsumsi air minum pada saat berbuka puasa.

"Terlalu banyak minum air saat berbuka puasa akan mengejutkan lambung dan menyiksa kerja lambung serta kerja jantung," kata Inge saat dijumpai Antara usai upacara Promosi Doktor di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa.

Inge menyatakan bahwa anggapan konsumsi air putih sebanyak-banyaknya pada saat berbuka dan sahur untuk mencegah dehidrasi adalah tindakan yang salah.

Dia menjelaskan bahwa lambung memiliki kapasitas yang terbatas. Apalagi usai berpuasa selama empat belas jam, kondisi lambung akan berbeda.

ia mengatakan bahwa saat lambung secara tiba-tiba terisi air lebih dari 500cc, lambung akan mengembang dan hal ini justru akan menekan pembuluh darah lambung karena pembuluh darah dikirimi banyak cairan.

"Hal itu akan membuat mereka jadi lebih berat. Jantung secara otomatis juga bekerja semakin keras karena harus memompa dengan lebih cepat," jelas dia.

Lebih lanjut, Inge menjelaskan bahwa memenuhi kebutuhan cairan tubuh pada saat berpuasa memang sangat diperlukan untuk mencegah dehidrasi. Namun, sebaiknya konsumsi air putih tidak dilakukan sekaligus banyak.

''Namun, minum airnya dibagi per jam,'' jelasnya.

"Minumnya dibagi-bagi saja, toh pengeluarannya juga sedikit-sedikit kan,'' kata Inge. ''Misalnya kita bangun dan tidak puasa selama lima jam, sementara kebutuhan air per hari adalah dua liter, ya dibagi saja."

Artinya, kata dia, setiap satu jam sekali selama lima jam sebaiknya cukup mengkonsumsi air minum sebanyak 400 cc.

Terpopuler