Ramadhan Bersama Anak-Anak 'Bang Thoyib'

Rep: Mg14/ Red: A.Syalaby Ichsan

Selasa 16 Jul 2013 21:06 WIB

Kondisi sekolah Masjid Terminal (Master) saat ini Foto: #SaveMasterID/TWITTER Kondisi sekolah Masjid Terminal (Master) saat ini

REPUBLIKA.CO.ID, Saat menghadapi puasa tahun ini, santri-santri yang tinggal di asrama Sekolah Masjid Terminal (Master) Depok melaksanakan kegiatan satu hari penuh.

Mereka belajar seperti biasa ditambah kegiatan ibadah lainnya. Mulai sahur bersama, tadarus Alquran, ceramah, buka puasa bersama, Shalat Tarawih, dan Shalat wajib lima waktu. 

"Dari sahur hingga buka bersama dan didalamnya ada beberapa rangkaian acara dimana ini adalah momen bulan baik, bulan suci" ungkap Nurrokhim, Pendiri Sekolah Gratis Master Indonesia kepada RoL, Selasa (16/7).

Yayasan Bina Insan Mandiri yang menaungi sekolah ini mengoptimalkan kegiatan untuk penguatan spriritual baik santri maupun para relawan.

Sekolah Gratis Master Indonesia memiliki 3.000 siswa, 350 siswa diantaranya tinggal di asrama. Akan tetapi, saat berbuka puasa jumlah 350 itu akan bertambah menjadi 450. Pertambahan ini adalah siswa-siswa yang tidak sempat pulang dan berbuka puasa di rumah. 

Untuk berbuka puasa atau sahur, banyak donatur yang memberikan makanan kotak. Jika jumlahnya tidak mencukupi kuota, maka para relawan dan santri yang tinggal di asrama bekerja sama untuk membuat makanan tambahan.

Pada Ramadhan kali ini, kebetulan bersamaan dengan kedatangan siswa-siswi baru. Master Super Camp dilaksanakan untuk menyambut kedatangan peserta didik baru tersebut. Kegiatan ini termasuk ke dalam rangkaian kegiatan Ramadhan SGMI.

"Kita masih dalam masa Master Super Camp, kita tidak menginginkan Master hanya sebagai sekolah tetapi kita sedang membangun sebuah peradaban masa depan" ungkap Nurrokhim. 

Pada saat Idul Fitri nanti, para santri tidak akan pulang atau merayakannya di Sekolah Master. "Mereka pulang paling ke Kampung Melayu, ke Kampung Bali. Mereka gak punya rumah, gak ada orang tuanya. Kalau ada bapaknya juga rata-rata bang toyib" ungkap Nurrokhim sambil bercanda dengan RoL.

Pasalnya, kebanyakan santri tak punya orang tua. Mereka umumnya adalah anak jalanan yang beraktivitas dan bersekolah di Master, Depok.

Saat Idul Fitri, Nurrokhim biasanya mengajak mereka masak ketupat dan pergi ke tempat-tempat wisata. Pihak yayasan juga akan membelikan baju baru untuk mereka. "Agar mereka bahagia layaknya anak-anak biasa dan merasakan suasana rumah" ungkap Nurrokhim. 

Anak-anak yang berada di Sekolah Master pun merasa senang bisa menjalankan Ramadhan di asrama. Salah satunya adalah Ranti. Anak ke-2 dari 6 bersaudara ini sebelum Ramadhan  tinggal bersama orang tuanya ada di belakang Terminal Depok, tidak jauh dari Sekolah Master. 

"Saya gak mau pulang, di sini enak. Makan dikasih, baju baru dikasih, di sini juga rame. Kalau di rumah gak ada temen main, kakak saya cowok semua" ungkap Ranti. 

Nurrokhim mengaku tidak pernah kebingungan untuk mencari biaya untuk membelikan mereka baju baru ataupun sekedar makanan berbuka dan sahur.

Donatur selalu saja datang bergiliran untuk memberikan bantuan kepada mereka. Apalagi dengan adanya Ramadhan, banyak selebriti, pejabat tinggi ataupun komunitas yang melakukan bakti sosial di sekolah ini.

Terpopuler