REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau mengimbau agar umat muslim berhati-hati terhadap ustaz palsu yang berkeliaran pada Bulan Ramadhan di Kota Pekanbaru. Mereka mengincar uang jamaah masjid.
Seorang pengurus Majelis Dakwah Indonesia (MDI) Kota Pekanbaru, H Usman Jalil, menduga motif para ustaz palsu itu adalah mengejar dana penceramah yang disiapkan pengurus masjid dari jamaah.
Setiap masjid di Pekanbaru selama Ramadhan umumnya menyediakan dana berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu untuk penceramah di sela ibadah shalat tarawih.
"Mungkin motifnya juga ekonomi, kami masih mendalaminya," kata Usman sambil mengatakan MDI belum melaporkan kasus itu ke kepolisian.
Pihaknya menerima beberapa laporan selama Ramadhan ini terkait ustaz palsu. Pelaku mencari data ustaz melalui buku daftar penceramah di masjid tertentu. Pelaku kemudian mencatut nama ustaz yang digantikannya atau mengaku menjadi ustaz pengganti kepada pengurus masjid.
"Mereka menelepon ustaz yang sebenarnya, mengaku dari pengurus masjid, dan meminta ustaz tidak perlu datang dengan berbagai alasan. Baru pada malam harinya, dia mendatangi masjid dan mencatut nama ustaz itu untuk berceramah," katanya.
Karena itu, Usman mengimbau agar umat bersikap hati-hati apabila ada ustaz yang mengaku sebagai penceramah pengganti. Khusus untuk MDI Pekanbaru, lanjutnya, setiap ustaz pengganti akan dibekali dengan surat pengantar dari pengurus.
"MDI mempersiapkan lebih dari 700 ustaz untuk siraman rohani di Pekanbaru," ujarnya.